Showing posts with label kuliner. Show all posts
Showing posts with label kuliner. Show all posts

Sunday, September 17, 2017

Sate Taichan Pertama Kalinya

Sate Ayam mix Kulit

Setahun belakangan ini, sate taichan mulai naik daun dan digemari masyarakat. Makanan yang =berasal dari daerah Senayan pada tahun 2012 lalu ini memang berbeda banget sama satate-sate pada umumnya karena sate taichan tidak menggunakan bumbu kacang ataupun kecap. Hanya daging ayam putih yang dibakar hanya dengan dibumbui garam dan perasan jeruk nipis saja. Penyajiannya pun hanya diberi tambahan sambal dan jeruk nipis.

Semenjak banyaknya masyarakat yang penasaran dengan sate taichan, kini mulai banyak warung-warung yang menjajakan sate taichan di kota-kota besar. Tidak terkecuali Semarang.
Meskipun sudah hadir cukup lama di Semarang, tapi baru kali ini saya mencicipinya. Ya memang karna belum sempat untuk mampir saja sepertinya. Dan tadi kebetulan saat perut berada dalam kondisi tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang, dan jalann pulang menuju kost melewati penjual sate taichan baru, tidak ada salahnya untuk mampir mencoba.





Berada di dekat SPBU Sampangan, spanduk kuning Taichan Sumoo terlihan sangat mencolok sehingga sangat mudah dikenali. Setelah sampai, saya memilih duduk di lesehan supaya bisa menikmati lalulalang kendaraan di jalan. Setelah melihat-lihat menu, saya memesan Paket Taichan Mix Kulit.
Saat saya menunggu pesanan, pandangan saya tertuju pada si bapak yang sedang membakar sate. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, si bapak tidak berpangku tangan pada oranglain dan tetap bekerja. Ini membuat saya yang kemarinan sempat mengeluh capek kerja, jadi harus mensyukuri apa yang telah saya punya. 
Untuk harga makanan disini dipatok rata 15.000 semua. Bisa di lihat pada gambar di atas. Kalau untuk rasa, mungkin karena ini kali pertama nya saya mencicipi sate taichan, rasa nya cukup asing buat saya hehehe
Sate taichan cocok duatt jadi cemilan ataupun makan berat kok, karena disini juga menyediakan nasi dan lontonng untuk pasangan makan sate taichan. Kalau saya memang niatnya untuk cemilan, jadi cukup sate nya saja ^^

Tuesday, August 29, 2017

Tahu Gimbal Semarang Gak Cuma Ada di Taman KB Doang Loh



Kalau ngomongin kuliner khas semarang, makanan ini pasti masuk daftar setelah lumpia dan bandeng presto. Namanya yang unik, pasti membuat pelancong penasaran sama makanan yang ini. Yap, Tahu Gimbal.
Kesan pertama saya pas dengar nama Tahu Gimbal itu gak jauh-jauh dari rambut gimbal macam alm mbah surip ya. Tapi bukan kaya begitu kok. Gimbal itu sebutan untuk makanan semacam bakwan tanpa sayur yang diganti udang, dan ukurannya lumayan besar.

Trus kalau mau coba makan tahu gimbal dimana ya?

Kalau cari-cari di blog kuliner semarang, hampir semuanya merekomendasikan Taman KB sebagai pusatnya tahu gimbal. Memang saya akui disana banyak warung-warung penjual berbagai macam makanan salah satunya tahu gimbal, tetapi banyak cerita dari teman-teman kecewa makan disana karena sering kali dipatok harga mahal dengan rasa yang biasa saja. Istilah semarang nya sih 'keblondrok'. Jadi tips dari saya kalau mau makan di sana, sebelum pesan, tanya dulu berapa harga seporsi makanan. Daripada harus keluar duit lebih.

Nah, dulu awalnya saya pernah diajak teman saya yang asli semarang untuk makan tahu gimbal yang katanya dia enak, tempatnya di tepian Jl. Veteran. Namanya Tahu Gimbal Pak Gendut, karena bapak penjualnya memang gendut. Tapi waktu itu saya gak bisa ikut jadi mungkin saya kapan-kapan saja kesananya.
Beberapa waktu kemudian saya coba untuk makan disana, ternyata memang enak dan jadi tempat langganan saya kalau mau makan tahu gimbal. Meskipun tempatnya sempit hanya warung tendaan di tepi jalan, tapi selalu ramai pembeli loh. 

Tahu gimbal itu isiannya apa aja?

Bisa dilihat foto diatas sih. Tapi mungkin gak terlalu jelas ya karena bentukannya begitu. Jadi tahu gimbal itu isiannya ada lontong, tahu, gimbal, kol atau kubis, dan telur yang disiram bumbu kacang. Lebih kurang kayak gado-gado hanya beda isiannya.

Harga seporsi tahu gimbal disini 14.000 aja kok, sebanding banget sama rasanya yang enak, porsinya banyak dan pastinya kenyang banget. Dibanding sama tahu gimbal yang ditempat lain bisa 25.000 seporsinya :(

Kalau mau kesana, ancer-ancer tempatnya, dari Jl.Pahlawan arah masuk Jl. Veteran (satu arah), beberapa meter setelah Neon Cafe Veteran, nanti lokasinya di kanan jalan di halaman rumah tua yang bersebelahan sama Tailor. Sebelumnya ada di trotoar kiri jalan, tetapi semenjak ada perbaikan trotoar dari pemkot semarang, sekarang tidak boleh ada pedagang yang berjualan disana jadi si bapak pemiliknya pindah di sebrangnya. Ya untung saja pindah nya masih sekitaran lapak lama nya jadi pelanggan yang mau mampir gampang cari nya.

Sunday, July 23, 2017

Mie Aceh Rangkak



Malam minggu kemarin, saya memang tidak berniat untuk datang ke acara musik atau nongkrong di cafe. Mungkin karena kondisi fisik sayang yang sedang kecapean karena seharian mengarungi kemacetan di Semarang. Rasanya capek dan pastinya lapar. Keliling-keliling melewati pusat keramaian di Semarang, tapi tidak menemukan yang cocok. Ditambah lagi saat itu saya sedang tidak kepingin makan nasi. Lah terus makan apa?

Bakmi jawa?

Mie ayam?

Steak?

Hmm, sepertinya kurang cocok dengan kondisi mood saya saat itu.
Kemudian saya teringat, bulan lalu, saat saya membuka GOFOOD di aplikasi GOJEK, saya melihat salah satu parther GOFOOD yaitu Mie Aceh Rangkak. Tapi pada saat saya melihat dari aplikasi GOJEK, saya tidak memesannya, karena letaknya yang jauh dari kost, jadi saya tidak tega jika driver GOJEK jauh-jauh kesana hanya untuk membeli satu pesanan saja. Jadi saya merencanakan, nanti saja saya akan nyicip langsung di warung tersebut.

Nah setelah keingat kejadian itu, saya meminta Mas Ber yang sedang menyetir motor, untuk ke Jl. Tentara Pelajar, atau orang Semarang biasa menyebut daerah tersebut dengan sebutan Pasar Kambing. Ancer-ancernya tidak sulit. Jika dari Java Mall, menuju selatan, di pertigaan lampu merah yang ada patung kambingnya, belok kiri atau arah Kedungmundu. Setelah belok kiri, tidak jauh warungnya ada di kanan jalan. Warungnya memang tidak besar, namun cukup jelas kaarena terpampang tulisan Rangkang Mie Aceh.




Setelah sampai, kami disambut dengan ramah. Lihat-lihat menu, saya langsung memesan Mie Aceh Daging dengan minumnya Teh Tarik. Mas Ber yang masih kenyang karena habis makan Tahu Gimbal tidak ikut saya makan, dia hanya memesan minum Teh Tarik, sama seperti saya. Saat pesanan sedang dibuat, aroma rempah tercium sangat kuat. Membuat perut semakin lapar dan tidak sabar untuk mencicipinya.
Ternyata tidak perlu lama menunggu, pesanan sudah datang. Dua gelas teh Tarik dan sepiring Mie Aceh Daging dengan timun dan emping dipinggirnya. Diberikannya juga acar bawang sebagai pelengkap makan. Meski perut sudah sangat lapar, saya harus sabar menunggu sedikit lagi karena mie nya yang masih panas. Asap yang menguap membawa aroma bumbu dari mie aceh menggoda hidung saya.
Setelah saya rasa cukup dingin untuk dimakan. Perpaduan mie, tauge, daging, dengan bumbu khas aceh, menyatu di mulut saya. Dan seperti sudah menjadi ciri khas makanan Indonesia, bumbu rempah nya sangat kuat, pedas, namun membuat badan saya yang tadinya lelah kecapean menjadi segar kembali.

Monday, July 17, 2017

Lontong Tuyuhan Khas Rembang Ada di Semarang!



Pagi tadi, saya ada keperluan ke Kesbangpol Semarang, saya mau buat surat izin penelitian. Jadi agak pagi saya kesana dan belum sempat sarapan. Saat menunggu proses pembuatan surat izin penelitian sekitar satu jam, karena saya belum sarapan, rasanya waktu berjalan begitu lama dan rasa lamar semakin terasa. Finally, saat surat izin penelitian selesai, saya langsung bergegas pulang dan mencari sarapan. Eh, atau makan siang ya? Soalnya ternyata sudah jam 12 siang dan adzan dzuhur sudah berkumandang beberapa saat yang lalu >,<

Sambil turun didalam lift, saya berfikir
enaknya makan apa ya?
pecel?
tapi tempatnya agak jauh dari sini
Dan seketika saya teringat Lontong Tuyuhan yang sudah lama sekali belum keturutan. Karena sudah sekitar tiga tahun tidak kesana, jadi sudah pasti rindu dengan rasanya. Sudah beberapa kali kesana, ternyata warungnya tutup. Jadi kali ini saya yakin banget warungnya buka.
Letak warungnya yang searah membuat saya tidak perlu menahan lapar lebih lama lagi.

Sesampainya di warung Lontong Tuyuhan Pak Kholin yang berada di Jl. Dorang (belakang stasiun poncol), beruntungnya saya saat itu warungnya buka dan pelanggan didalamnya tidak begitu banyak. Hanya ada tiga bapak-bapak berseragam korpri dan satu mas-mas yang makan sendirian. Di warung kecil nan sempit ini, siapa sangka makanan yang dijual begitu langka dan nikmat. Untuk di Kota Semarang saja, warung yang menjual Lontong Tuyuhan begitu jarang, bahkan bisa dihitung dengan jari.
Yap, langsung saja saya pesan 2 porsi lontong tuyuhan dengan lauk ayam dan 2 es teh manis. Tidak perlu menunggu lama, pesanan pun datang. Lontong Tuyuhan berbeda dengan lontong pada umumnya. Lontong yang berasal dari Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang ini dibungkus dengan daun pisang yang bentuknya segitiga. Disajikan dengan kuah opor yang sedikit pedas, dan bisa memilih lauk yang diinginkan. Ada ayam, ati-rempela, tempe, dll. Btw, ayam nya ayam kampung loh, bukan ayam boiler ya.

Karna saya sudah terlanjur lapar dan begitu rindu dengan makanan yang satu ini, saya makan begitu lahap >,<

Satu porsi lontong tuyuhan lauk ayam dan es teh harganya 15ribu. Terbilang murah dan terjangkau kan?
Beberapa kali saya kesini, pelanggan yang datang selalu pegawai2 kantor pemerintahan. Jadi dijamin, recommended banget tempat ini.

Monday, May 29, 2017

Buka Puasa Dengan Pecel Mbok Sador



Marhaban Ya Ramadhan
Alhamdulillah telah memasuki Bulan Ramadhan, dan selama sebulan kedepan saya harus berpuasa. Dan Ramadhan kali ini saya masih harus di Semarang.
Nah, di buka puasa kedua kemarin, saya berkesempatan buka puasa di Pecel Mbok Sador Simpanglima.

Buka puasa makan pecel?

Emang cocok?

Jadi begini, saya memang ingin buka puasa di luar tapi masih bingung mau buka puasa dimana. Beberapa cafe menawarkan paket buka puasa berupa Menu Paket dengan harga mulai dari 25.000/pax. Dengan pertimbangan ini akhir bulan, saya cukup keberatan dengan harga segitu, jadi saya cari-cari lagi tempat makan yang bisa makan enak namun dengan harga yang lebih murah, dan juga praktis.
Kemudian saya lihat di akun instagram kuliner Semarang yang baru saja dari Pecel Mbok Sador. Burhubung saya belum pernah coba pecel yang cukup terkenal di Semarang, kenapa tidak saya coba saja. Daftar harganya pun ada di postingan akun kuliner itu, jadi menurut saya pengeluaran makan saya tidak sampai 25.000 meski saya sudah makan dengan lauk sapi.

Sekitar jam 5 saya sudah sampai di warung pecel yang berada di Pujasera Simpanglima ini, masih belum banyak pengunjung yang datang. Saya sengaja untuk datang lebih gasik, khawatir kalau ramai dan tidak dapat tempat duduk.
Dan benar saja dugaan saya, semakin menjelang magrib, pelanggan yang datang semakin ramai. Dari muda-mudi, tua-muda, bahkan pengunjung dari luar kota pun datang untuk menikmati.


Sekitar jam 17:15 pelanggan sudah bisa pesan antri berbaris. Kali ini saya pesan nasi pecel babat dan nasi pecel daging sapi dengan 2 es teh manis. Total harga seluruh pesanan saya hanya 38.000 saja!
Lebih murah daripada saya harus makan di cafe dengan porsi makan yang sama ya.

Warung Pecel Mbok Sador berada di kawasan Pujasera Simpanglima. Jika dari Jl. Pahlawan, warung ini berada di paling ujung kiri jalan sebelum memutari Simpanglima. Tempatnya sangat strategis.
Oh ya, ditempat ini ada daftar harganya di tiap meja. Jadi tidak perlu khawatir keblondrok saat bayar nanti :p



Monday, May 1, 2017

Gecok Tlogo, Santapan Hangat Berbahan Dasar Daging Kambing



Jadi ceritanya beberapa hari lalu, saya dan Mas Ber main di sekitaran Kabupaten Semarang, lebih tepatnya di kaki Gunung Ungaran. Waktu berangkat cuaca sangat cerah dan bersahabat banget, namun beberapa saat kemudian, hujan deras datang. Memang sih cuaca belakangan ini gak bisa ketebak, kadang panaaasss, gak lama kemudian hujan deras, belum lagi kondisi cuaca di gunung yang gak menentu.
Satu jam, dua jam menunggu, akhirnya hujan pun reda juga. Langsung kami cuss untuk pulang. Tetapi sampai beberapa meter mengendarai motor, tenyata hujan kembali datang. Belum lagi saya mendapat kabar bahwa di Semarang sedang hujan deras. Kalau begitu saya putuskan untuk turun ke Ambarawa saja, jaraknya pun tidak begitu jauh dengan lokasi saya yang berada di Pasar Bandungan. 
Memasuki Kecamatan Ambarawa, ternyata cuaca disini berbanding terbalik dengan diatas sana. Cerah! Segera kami melepas jas hujan yang kami pakai. Sambil menunggu Mas Ber melipat jas hujan, dan daripada kita tidak ada tujuan kemana, saya tawarkan dia untuk makan Gecok. Dia yang tidak tahu apa itu Gecok, memasrahkan saja ke saya.




Gecok adalah makanan berbahan dasar daging kambing yang kaya rempah khas dari Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Ancer-ancernya sih, kalau dari jalan raya Semarang-Salatiga (arah Bawen ke Salatiga) setelah jembatan Tuntang belok kiri. Nanti akan melewati stasiun Tuntang, terus lagi ikuti jalan. Tampilannya seperti gule, tapi dengan kuah yang lebih kental. Karena banyaknya rempah-rempah pada olahan Gecok ini, sangat cocok untuk saya yang habis kehujanan tadi karena sangat ampuh menghangatkan badan. Tak perlu menunggu lama, seporsi Gecok bisa kami santap. Rasa pedas rempah yang hangat langsung terasa pada suapan pertama. Saya pun sangat lahap, dan sampai tambah nasi lagi >,< Untuk harga dan menu lainnya, ada di gambar ya







Friday, April 14, 2017

Nasi Pecel Lauk Jeroan ala Pecel Bu Sumo



Bagi warga Semarang, pecel adalah salah satu makanan yang sudah sangat merakyat. Sayuran rebus yang biasanya terdiri dari tauge (karena kalau saya tulis toge, artinya sudah lain lagi >,<), kol, kacang panjang, bayam, dan kangkung disiram bumbu kacang yang agak sedikit manis dan juga pedas, biasa disajikan dengan nasi atau lontong.
Seperti yang saya bilang tadi, bukti pecel adalah makanan yang sudah sangat merakyat adalah dengan banyaknya penjual makanan pecel mulai dari penjual pecel keliling, penjual pecel di pasar, di perkampungan, pkl, sampai di restoran dalam mall pun juga menyajikan pecel.

Awal saya ke semarang, saya  amat-sangat anti dengan yang namanya sayuran, jadi saya amat-sangat jarang yang namanya makan pecel. Namun seiring berjalannya waktu dan kini saya sudah mulai doyan makan sayur-sayuran, sudah tidak ada masalah lagi jika ada yang mengajak saya makan pecel.
Dari awal saya tinggal di Semarang, saya sering melihat di blog kuliner Semarang banyak yang merekomendasikan warung makan pecel yang satu ini, dan saya yakin pasti tempat ini sudah sangat terkenal, yaitu Warung Pecel Bu Sumo. Dan setelah bertahun-tahun saya tinggal, warung makan yang satu ini memang selalu ramai dan masih bertahan sampai sekarang. 

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk sarapan yang juga merangkap makan siang di Warung Pecel Bu Sumo yang di Jl. Kyai Saleh. Saya tidak tau pasti ada berapa dan dimana saja Warung Pecel Bu Sumo di Semarang, setau saya saat ini warung makan pecel ini ada di Jl. Kyai Saleh dan di Ngesrep.
Saat saya sampai di lokasi, saya lihat dari luar pengunjungnya cukup ramai, namun antrian untuk memesan makanan tidak terlalu panjang dan masih ada cukup tempat duduk untuk dua orang.
Sambil menunggu antrian, saya melihat-lihat apa saja lauk yang tersedia. Berbeda dengan penjual pecel kebanyakan di sekitar kampus yang menyajikan pecel dengan pilihan lauk telur, ternyata di sini ada banyak pilihan lauk.
Setelah saatnya giliran saya untuk pesan, tanpa pikir panjang saya langsung meminta nasi pecel dengan lauk koyor. Ya, karena saya sangat menyukai koyor, jadi pilihan lauk nya pun saya pilih koyor. Pesanan saya sudah selesai, saya segera mencari tempat duduk sambil menunggu Mas Ber datang karena dia antri nya di belakang saya. Sesampainya Mas Ber, saya lihat dia memesan nasi pecel dengan lauk babat, jeroan kesukaannya dia. Dan kami berdua langsung melahap masing-masing makanan pesanan kami.

Untuk rasa, saya sulit menjelaskannya. Secara keseluran rasanya enak seperti yang di bicarakan banyak orang. Tapi menurut saya, bumbu kacang nya dominan rasa manis. 
Setelah selesai makan, karena pengunjung yang datang semakin ramai dan kami masih ada keperluan, Mas Ber langsung membayar.
Jadi total biaya makan kami saat itu, nasi pecel koyor + nasi pecel babat + 2 es teh = 35.000
Mohon maaf saya tidak tau untuk rincian harganya karena tidak ada daftar harga dan saat itu bukan saya yang membayarnya >,< mungin jika anda ingin tau rincian harga makanan di Warung Pecel Bu Sumo, anda bisa melihatnya di GoFood pada aplikasi GOJEK.

Sunday, March 12, 2017

Nuansa Jawa di Joglo Ki Penjawi


Setelah sekiaaaaaann lamaaaaaaa saya tidak jalan-jalan keluar kota, akhirnya kali ini saya berkesempatan jalan-jalan singkat di kota kecil yang tidak jauh dari Semarang. Yap, Salatiga. Dengan jarak ± 40 km dari Semarang, dapat ditempuh dalam waktu satu jam saja dengan menggunakan kendaraan bermotor. Mungkin nanti jika tol Bawen-Salatiga sudah dibuka, waktu tempuh Semarang-Salatiga bisa lebih singkat lagi.
Gak tau kenapa, meski saya sudah berkali-kali ke Salatiga, masih belum bosan rasanya berkunjung kesana. Menurut saya, susana kotanya termasuk asri bila dibandingkan dengan kota lainnya di jawa tengah. Ditambah lagi, jika langit sedang cerah, jajaran gunung-gunung yang gagah dapat memanjakan mata kita.

Untuk mengobati rasa penasaran saya, kali ini saya ingin mengunjungi salah satu resto di pinggiran kota salatiga, yaitu Joglo Ki Penjawa. Terletak di Jl. Ki Penjawi, bangunan khas jawa ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari jalan utama.
Saya sampai disana jam stengah 6 sore. Bagi saya udah kesorean karena niat saya selain untuk icip-icip makanannya, saya juga ingin hunting foto ditempat ini. Tapi karena sudah sore, pencahayaan pun sudah minim. Tapi tak apa lah, masih ada waktu untuk menikmati matahari terbenam.
Sesampainya diparkiran, terlihat pengunjung yang datang terbilang sepi, padahal saat itu menjelang malam minggu. Memasuki bangunan resto yang kental dengan etnik jawa nya, kedatangan saya disambut pelayan dengan sangat ramah, langsung saja saya meminta untuk naik ke lantai 2. Dan benar saja, saat saya menaiki tangga terakhir, mata saya langsung disuguhkan pemandangan Gunung Telomoyo dengan background langit sore membiru dan sedikit jingga. Setelah saya memilih tempat duduk dengan pemandangan yang paling sempurna menurut saya, saya langsung memesan makanan. Pilihan makanan disini sangat beragam, ada makanan jawa, western, dan cemilan. Untuk harganya pun cukup terjangkau hingga 30an ribu per makanan. Kali ini berhubung saya belum makan dari pagi, saya memesan ayam bakar bumbu bali.
Sambil menunggu pesanan saya datang, sesegera mungkin saya mengeluarkan kamera dan foto pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Ketika saya sedang asik ngambil beberapa foto, pesanan saya telah datang. Sangat cepat dari bayangan saya.




Saya sangat merekomendasikan Joglo Ki Penjawi ini. Suasana yang kental dengan budaya jawa, pemandangan gunung-gunung yang menjulang, rasa makanan yang enak, dan harga yang sangat terjangkau, cocok menjadi pilihan tempat berlibur dengan suasana baru.
Jadi jika kamu sedang berkunjung ke Salatiga bersama kerabat, keluarga, atau pasangan, saya sarankan untuk berkunjung ke Joglo Ki Penjawi ini ^^

Friday, January 27, 2017

Ayam Kremes Mak Yek


Beberapa hari yang lalu saya ikut teman saya ke Gramedia, bukan dia yang ajak, tapi memang saya nya yang mau ikut. Daripada hanya di kost dan cuma tidur-tiduran saja ya kan?
Setelah masing-masing dari kamu berbelanja di Gramedia, perut mulai terasa lapar. Saya tanya teman saya ingin makan apa, dia bilang terserah. Saya tanya lagi dia mau ayam goreng atau enggak, dia mau, dan saya ajak lah dia ke Ayam Kremes Mak Yek. Dia bilang kalau dia belum pernah kesana, tapi sering lewat dan selalu ramai. Nah kali ini saya akan ajak dia kesana, supaya gak cuma lewat saja.

Sesampainya disana, suasana yang ramai sedikit membuat saya panik tergesa-gesa. Banyaknya pelanggan yang antri untuk memesan dan pelayannya yang wira-wiri mengantar pesanan membuat saya pusing. Saat saya menulis pesanan di depan, saya suruh teman saya mencari tempat duduk, karena saya takut tidak kebagian tempat duduk karena saking ramenya. Berhubung kami hanya 2 orang saja, masih ada tempat duduk yang tersisa untuk kamu.

Tak lama menunggu, pesanan kami datang. Pesanan kami sama, ayam goreng (paha), nasi putih, dan es teh. Tapi saya minta tambah 1 tempe goreng. Saat teman saya mulai menyantap makanannya, sata tanya gimana pendapat dia. Dan dia bilang kalau rasanya enak, bumbunya meresap. Ya, ayam goreng disini memang juara banget, disamping bumbunya yang meresap sampai dalam, tekstur daging dan tulang ayamnya pun empuk, ditambah sambal rawitnya yang pedas. Jadi gak heran kalau disini selalu ramai.

Seporsi ayam goreng, nasi putih, dan es teh harganya 18.000, masih sangat terjangkau harga segitu, apalagi dengan rasa nya yang enak.

Ohiya, Ayam Goreng Mak Yek lokasinya di Jl. Indraprasta, setelah melewati SPBU yang di kanan jalan, pelankan kecepatan, di kiri jalan ada taman, nah Ayam Goreng Mak Yek di baliknya taman itu, sebelahan dengan Alfamaret.

Tuesday, January 24, 2017

Cozy Place, Basilia Menteri Soepeno


Beberapa minggu yang lalu, saat saya sedang semangat-semangatnya menyelesaikan skripsi saya dan butuh suasana baru lokasi mengerjakan revisian, saya mencari-cari cafe di Semarang yang nyaman dan cocok untuk dijadikan tempat mengerjakan tugas. Ada beberapa yang jadi pilihan saya: EB Coffee di Pamularsih, Basilia baru di jalan Menteri Soepeno, atau Kofinnary di jalan Dr. Cipto. Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya saya memilih untuk mengerjakan skripsi saya di Basilia, karena saat itu saya lapar dan di Basilia menyediakan banyak pilihan makanan berat. Sedangkan pilihan lainnya hanya cafe jadi kemungkinan makanannya hanya cemilan (tapi saya belum tau di Kofinary sih, makanya masuk daftar pilihan karena ingin coba yang katanya teman-teman suasanya asik. mungkin lain waktu nanti). 
Buat saya, lokasi mengerjakan tugas itu sangat berpengaruh sama hasil tugas yang dikerjakan. Saya jarang mengerjakan tuga di kost karena berisik penghuni lain, dan aura kamar kost saya tuh hawa untuk malas-malasan. Biasanya saya kalau mengerjakan tugas di cafe dekat kost, tapi ada saatnya saya bosan dengan suasana disana, jadii saya mencari tempat lain supaya mood saya tidak jenuh dan tugas pun dapat segera diselesaikan.

Ini kali pertama saya ke Basilia Menteri Soepeno. Biasanya sih ke Basilia Candi, tapi karena jalanan depannya ada proyek underpass Jatingaleh, sekarang Basilia nya tutup, entah untuk sementara atau seterusnya. Dulu juga pernah ke Basilia di Mall Ciputra, tapi sekarang juga sudah tutup. 

Sesampainya di Basilia, karena sepi, saya memilih di tempat duduk yang sofa. Jelas itu sangat nyaman. Kemudian pelayan datang dan memberikan daftar menu. Tanpa pikir lama, untuk minuman saya memilih Choco Crazy. Saya suka sekali cokelat, dan Choco crazy adalah minuman yang harganya paling murah, 12.000 saja. Kemudian saya memilih untuk menu makanan untuk mengatasi lapar yang daritadi sudah saya tahan. Bolak-balik buka daftar menu, pilihan saya ada di Lasagna. Sayangnya saya lupa berapa harga lasagna nya.
Sambil menunggu pesanan datang, saya mulai mencicil mengerjakan tugas saya. Yang saya ingat waktu itu saya menghitung persentase dan kemudian menyisipkannya di lembar skripsi saya dan kemudian saya analisis.
Pesanan saya datang Choco crazy duluan, beberapa menit kemudian disusul Lasagna. Karena saya tau lasangna nya masih sangat panas, saya biarkan sementara sembari saya menyelesaikan tugas saya. Sekitar satu jam saya mengerjakan dan dirasa sudah cukup, saya mengakhiri pekerjaan saya dan sebagai penutup, saya harus menyantap makanan pesanan saya yang sepertinya sudah dingin. Tapi tidak masalah, karena perut saya sudah sangat-sangat lapar.

Suasana Basilia yang baru, sofa, dan ruangan AC benar-benar kombinasi yang ciamik untuk membangkitkat semangat menyelesaikan tugas saya. Sangat nyaman, dan ditambah pada saat itu suasana pengunjung tidak gaduh karena pada saat saya kesana siang hari, sengaja memang karena saya mencari kenyamanan.
Setelah makanan saya santap habis, saya leyeh-leyeh sejenak di sofa. Satu jam berlalu tanpa terasa, dan waktu sudah semakin sore, saatnya saya pulang dan mempersiapkan tugas saya untuk saya kumpulkan besok paginya.
Sekian pengalaman saya di Basilia Meenteri Soepeno. Ohiya saya lupa harga Lasagna nya, tapi seingat saya, saya pesan 2 Choco Crazy dan 1 Lasagna, saya membayar sekitar 60an ribu ^^



Monday, January 23, 2017

Nyicip Bakso Pak Ripto





Malem minggu, malemnya anak muda katanya. Haha enggak deng, yang udah gak muda juga banyak yang melem mingguan. Termasuk saya yang kayanya udah gak begitu muda lagi >,<
Dari sabtu sore udah merasa lapar banget, jadi malam minggu yang belum ada rencana akhirnya direncanakan untuk makan berat saja. Tapi masih bingun dan belum ada tujuan mau makan apa. Pokonya makan yang sampe kenyang banget. Jalan-jalan keliling Semarang masih belum ada tujuan, pas lewat jl. Siliwangi, seketika keinget bakso yang katanya enak banget di daerah Krobokan. Dan kemudian membelok lah ke Jl. Madukoro, teruuuusss, sampai palang batas perlintasan rel kereta belok kiri, kemudian belok kanan terowongan bawah rel, dan kemudian saya lupa jalannya. Seketika saya buka Google Maps dan search Bakso Pak Ripto. Muncul tanda petunjuknya, dan ternyata saya kebablasan. Tapi untungnya belum kebablasan jauh, jadi saya muter balik, masuk gang, maju dikit dan sampailah di lokasi tujuan. Warung bakso yang tidak terlalu besar, namum memanjang kedalam.

Langsung saya pesan bakso campur dan minum es teh.
tak perlu menunggu lama, pesanan datang dan seketika saya ingin langsung melahapnya. Benar-benar menggoda. Bakso dan jeroan diatasnya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih tergiur membayangkan semangkok bakso yang nikmat itu. Saat saya ambil sambal, ternyata sambal disini berbeda dan saya belum pernah menemukan sambal seperti ini. Yang membuat beda sambal disini adalah sambalnya dicampur petis. Warnanya merah gelap kecoklatan, rasanya tidak terlalu pedas. Entah karena memang sambal disana tidak pedas atau karna harga cabai yang lagi mahal. Entahlah.

Sambal, kecap, dan cuka. Saya aduk-aduk, dan siap disantap. Seperti saya makan bakso-bakso lainnya, yang pertama saya makan adalah mie dan bakso kecil. Kemudian bakso besarnya dan jeroan. Ohiya ada yang beda dari bakso disini. Jadi isian bakso besar kan biasanya urat atau daging cincang, tapi disini beda, isinya hati sapi. Jeroan dalam seporsi bakso ada iso, babat, tulang muda, dan juga ada irisan daging. Nikmat banget pokoknya!

Semangkok bakso harganya 20.000, menurut saya harga segitu pas lah ya dengan rasa nya yang memang juara banget. Wajib dicoba!

Tips dari saya kalau mau kesini, berhubung tepatnya berada ditengah kampung, saya sarankan kalau kesini menggunakan petunjuk Google Maps. Saya kesini karna petunjuk Google Maps jadi saya tidak bisa memberi ancer-ancer yang detail.

Wednesday, December 7, 2016

Menang Kuis, Makan Rawon Gratis


@rawonholic.semarang

Ada yang pernah liat promo salah satu rumah makan seperti di atas?
Sempat viral di media sosial karena adanya promo BAWA PACAR DISKON 5%, BAWA ISTRI DISKON 10%, BAWA ISTRI & PACAR MAKAN GRATIS.
Saya sempat lihat beberapa kali di media sosial, tapi saya tidak menyimak uraian beritanya. Tapi lambat laun, ternyata rumah makan yang menyajikan Rawon khas Surabaya ini berada di Semarang. Dari ditu saya penasaran dan follow instagramnya.
Beberapa hari setelah saya follow, ternyata mereka mengadakan sebuah kuis, yang menarik. Karena tidak sulit, jadi saya ikutan saja. Begini kuisnya:

Sunday, December 4, 2016

Traktiran Gudeg Semarangan


Beberapa hari yg lalu, ada acara wisuda di kampus. Yap, satu per satu temen mengakhiri masa kuliahnya, dan saya entah kapan :(
Oke gak mau bahas itu ya. Masih dalam suasana bahagia wisuda, saya bertemu dengan temannya pacar saya yang juga sering kumpul bareng dengan saya, saya mengucapkan selamat dan minta maaf karna tidak sempat datang ke acara wisudaannya dia. Dia memaklumi. Salah satu teman saya yg lain, menyindir meminta traktiran atas wisudaannya. Maksud hati bercanda, tetapi teman saya meng-iya-kan permintaan traktiran. Kebeneran juga buat saya karena waktu itu akhir bulan dan uang saya sudah sangat tipis. Kemudian berunding kemana tujuan tempatnya. Seketika saya terpikir Gudeg Mbak Tum, karena saya juga lagi kepengen makan gudeg itu. Dan teman saya pun menyetujuinya. Tak perlu menunggu lama, kami langsung berangkat.

Friday, December 2, 2016

Nyobain Makanan ala ala Makassar

Setiap kali nonton tv, entah itu acara masak-masak, traveling, ataupun sekedar iklan, pastilah ya pernah disebut-sebut salah satu makanan khas dari Sulawesi Selatan ini. Apalagi kalau bukan Coto Makassar. Karna sering banget disebut-sebut nama makanan itu, rasanya jadi penasaranlah saya. Trus kalau mau nyicip gimana caranya?
Minta ibu masakin? Gak bisa, kan ibu orang jawa.
Nyobain di kondangan? Belum ada temen asal Sulawesi yg nikah.
Ke rumah makan khas Makassar? Tapi dimana? Kan gak sebanyak yg jual masakan padang, ataupun mie aceh.
Yasudahlah, sabar saja, kalau ada kesempatan boleh dicoba nanti.

Dan sampailah pada akhirnya, beberapa hari yg lalu, saya iseng ngajak pacar saya ke Daeng Baba, salah satu rumah makan khas Makassar di Semarang. Setelah saya jelaskan tentang makanannya apa saja dan harganya yg tidak mahal, akhirnya dia mau.
Rumah makan yang berada di Jl. Veteran, Semarang ini aksesnya cukup mudah. Jika dari Simpang Lima, bisa melalui Jl. Pahlawan, perempatan lampu merah, belok kanan. Dan Daeng Baba pun berada di kiri jalan.

Sesampainya di lokasi, perut sudah sangat lapar. Jadi langsung saja gak pake lama, saya pesan Coto Makassar daing campur jeroan (babat, hati, iso, limpa) plus nasi putih dan es teh. Dan pacar saya, karena dia penasaran sama Soto Betawi, dia memesan itu plus nasi putih dan es teh. Sebagai penutup, rasanya tidak lengkap ke rumah makan khas Makassar kalau tidak memesan Es Pisang Ijo ya. Dan akhirnya seporsi Es Pisang Ijo ukuran besar kami pesan.

Coto Makassar

Soto Betawi

Tak perlu menunggu lama, makanan dan minuman yang kami pesan sudah datang. Terlihat asap tipis di permukaan masing-masing menu utama makan malam kami. Rasanya gak sabar mau melahap Coto Makassar pesanan saya, makanan yang sudah beberapa tahun ingin sekali saya cicipi akhirnya kesampaian malam itu. Sesekali saya aduk-aduk untuk mengurangi panas dan melihat isiannya apa saja. Ternyata cukup banyak isiannya. Saya jadi tidak sabar melahapnya. petama saya cicipi dahulu kuah nya yang pekat itu. Terasa bumbu rempah yang kuat dan sedikit asam, dan saya rasa butuh sedikit tambahan sambal. Sedikit saja, karena saya tidak terlalu suka pedas.
Ohiya saya tidak tau rasa asam yang saya rasa itu karna memang itu rasa khas nya coto makassar atau yg lain, karena ini kali pertama saya menyicipi coto makassar jadi saya belum tau benang merah dari rasa coto makassar sebenarnya. Karena saya sudah sudah sangat lapar, segera saya lahap dengan nasi.
Dari beberapa artikel yang saya baca, menikmati coto makassar itu berpasangan dengan ketupat. Sempat saya ingin pensan ketupat, tetapi keadaan saya sangat lapar, jadi saya taku kalau dipasangkan dengan ketupat, saya belum cukup kenyang :p hehe

Sayangnya saya tidak sempat mencicipi Soto Betawi pesanan pacar saya karena dia langsung menyantapnya, dan seketika sudah habis. Soto Betawi berisi daging, kentang, dan tomat disajikan dengan tambahan emping dan jeruk nipis. Begitu yang saya lihat.

Es Pisang Ijo
Setelah kami puas melahap makanan utama pesanan kami, masih ada hidangan penutup yang telah menunggu. Yap, si manis Es Pisang Ijo! Kami sengaha hanya memesan satu porsi saja karena saya tahu sajian se-porsinya cukup banyak jadi daripada mubazir kekenyangan, saya putuskan hanya memesan satu es pisang ijo. Manis dan sangat nikmat menutup makan malam kami.


Coto Makassar.................21rb
Soto Betawi.................21rb
Es Pisang Ijo (regular).................15rb
Nasi putih/ketupat...................4rb
Es teh manis...................4rb

Ad