Sunday, November 27, 2016

Pandanaran Art Fest

Akhir pekan di akhir bulan itu rasanya bimbang banget. Pengen main tapi keuangan udah menipis. Ditambah lagi banyak even-even seru hari itu di Semarang. Dari siang tiap buka instagram, isinya post tentang acara yang lagi diadakan hari itu. Saya liatin satu per satu postingan acara hari itu, dan atas berbagai pertimbangan akhirnya saya menutuskan untuk dateng ke Pandaran Art Festival yang berlokasi di Taman Menteri Soepeno atau yang biasa dikenal sebagai Taman KB. Entah acaranya seperti apa, itu urusan nanti.

Sekitar jam 5an sore sampai disana, duduk-duduk dulu di deket rumah-rumahan bambu yang disusun renggang, membentuk semacam lorong yang memiliki atap. Dari luar, saya lihat di dalam banyak foto-foto yang dipajang. Dari jauh sih kelihatannya itu foto-foto sudut kota Semarang. Dan juga gak ketinggalan pengunjung yang mayoritas anak muda lagi asik foto-foto di dalam rumah-rumahan bambu itu.

Di dekat tempat saya duduk, ada lampu taman yang tiangnya dihias dengan WPAP dibentuk balok dan empat sisi nya bergambar ikon Semarang seperti Gereja Belduk, Ngesti Pandowo, dll. Tingginya sekitar 70an cm. Dari dalam balok WPAP diberi lampu neon, dan itu penerangan yang sangat cantik!

Dari kejauhan terdengar ajakan untuk menyaksikan penampilan Reog. Saya mendekat dan mendapati tiga orang laki-laki sedang menari dengan menggunakan kostum reog. Bukan reog yang besar seperti Reog Ponorogo loh. Tarian ini hanya tarian pembuka saja, jadi tidak lama. Setelah tarian reog selesai, acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah. Yap, acara ini juga didukung oleh pemerintah dan menggandeng komunitas-komunitas seni yang hasilnya sebuah acara yang keren seperti ini. Setelah sambutan pembukaan, disusul dengan acara tari-tarian daerah yang mencakup KEDUNGSEPUR (Kendal, Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang), Kota Semarang, dan Purwodadi (Kabupaten Grobokan)).

Setelah saya menyaksikan tari-tarian daerah, saya berkeliling melihat apa saja yang turut meramaikan acara ini. Saya tertarik untuk masuk ke rumah-rumahan bambu yang tadi saya lihat. Setelah saya masuk, teryata foto-foto ini bukan foto-foto biasa, melainkan foto yang disisipkan potongan kertas berbentuk macam-macam dan jadihal foto yang sangat menarik. Kreatif!
Saat saya sedang melihat-lihat foto, seorang mas-mas mendekati saya dan memberikan saya voucher makan senilai Rp 50.000 di Warung Kongkow. Wah lumayan sekali, disamping karna akhir bulan, ini tidak ada minimum pembelian.

Karena sudah cukup lapar, langsung saja saya gunakan voucher itu. Lumayan kan untuk menghemat pengeluaran juga. Warung Kongkow berada di UTC Hotel yang dulunya biasa dikenal sebagai Unnes Kelud. Yap, karena berada di Jl. Kelud Raya. Setelah saya lihat-lihat daftar menu, saya pesan Nasi Sapi Rusia yang harganya Rp 28.000 dan Es Milo seharga Rp 17.000. Harga yang sangat mahal ya untuk Es Milo. Untuk rasa, Nasi Sapi Rusia nya enak, daging sapi dengan saus bbq dicampur dengan potongan wortel dan bawang bombai yang besar, dan disajikan dengan kerupuk diatasnya. Untuk Es Milo nya, ya selayaknya rasa Es Milo hehe.

Ad