Sunday, September 24, 2017

Segarnya Soto Sokaraja Di Siang Hari


Beberapa hari kemarin, panasnya Kota Semarang memang gak bisa di nego. Pernah pada saat saya menuju daerah Gayamsari, saya melihat termometer di jalanan yang berada tepat di atas baliho iklan jembatan penyebrangan, suhu saat itu mencapai 39.6° C. Luar biasa panasnyaaaa.....

Pada hari Jumat lalu, seusai sholat Jumat, saya berkesempatan diajak Mas Ber ke daerah Ungaran karena dia ada sedikit urusan disana. Ya daripada saya nganggur di kos saja, tidak ada salahnya saya ikut dia.
Setelah urusannya dia selesai, dia mengajak saya untuk makan siang. Seketika saya teringat beberapa hari lalu, dari aplikasi Google Maps, saya menemukan beberapa rumah makan yang menjajakan Soto Sokaraja. Seketika saya mencari rumah makan terdekat dan meminta Mas Ber menunggu sebentar selagi saya mencari lokasinya. Yap, ternyata lokasinya tidak jauh dari tempat kami berada. Segera kami memacu kendaraan menuju Jl. Moch Yamin.

Bermodalkan Google Maps, saya mencari kanan-kiri jalanan, dimana lokasi Soto Sokaraja tersebut. Dan gak perlu waktu lama, saya menemukan tempatnya. Warung makan dengan cat tembok berwarna hijau, tidak jauh dari perempatan lampu merah Assalamah Ungaran.




Selah saya masuk dan memilik tempat duduk yang nyaman menurut saya, saya disambut seorang ibu-ibu paruh baya dengan sangat ramah. Tanpa pikir panjang, saya langsung memesan Soto Sokaraja satu porsi saja (karena Mas Ber saat itu belum lapar) dan dua es teh manis.
Tanpa menunggu lama, seporsi makanan khas dari Bayumas ini mendarah di meja saya. Terlihat mencolok kerupuk berwarna merah dan potongan daun bawang yang besar-besar. Sebelum menyantapnya, jangan lupa menambahkan sambal kacang sebagai pelengkap rasa pedasnya.
Untuk sebagaian orang di semarang mungkin asing dengan sambal kacang yang dicampurkan pada makanan. Tapi karena saya dari jakarta, dan tiap makan nasi uduk atau gorengan selalu pakai sambal kacang, bagi saya enak-enak saja.

Isian dari Soto Sokaraja ini ada lontong, tauge, bihun, suwiran ayam, dan potongan ati-rempela, dengan kerupuk pink diatasnya. Untuk kuah nya, berbeda dengan kuah soto Semarang yang bening, Soto Sokaraja memiliki warna kuah kekuningan meskipun tidak sepekat Soto Lamongan. Dengan rasa kaldu ayam yang segar. Dan di tempat asalnya, menikmati Soto Sokaraja didampingi dengan mendoannya yang khas. Wah pasti nikmat banget!

Seporsi Soto Sokaraja dibandrol dengan harga 15.000
Dan untuk es teh nya 3.000

Sunday, September 17, 2017

Sate Taichan Pertama Kalinya

Sate Ayam mix Kulit

Setahun belakangan ini, sate taichan mulai naik daun dan digemari masyarakat. Makanan yang =berasal dari daerah Senayan pada tahun 2012 lalu ini memang berbeda banget sama satate-sate pada umumnya karena sate taichan tidak menggunakan bumbu kacang ataupun kecap. Hanya daging ayam putih yang dibakar hanya dengan dibumbui garam dan perasan jeruk nipis saja. Penyajiannya pun hanya diberi tambahan sambal dan jeruk nipis.

Semenjak banyaknya masyarakat yang penasaran dengan sate taichan, kini mulai banyak warung-warung yang menjajakan sate taichan di kota-kota besar. Tidak terkecuali Semarang.
Meskipun sudah hadir cukup lama di Semarang, tapi baru kali ini saya mencicipinya. Ya memang karna belum sempat untuk mampir saja sepertinya. Dan tadi kebetulan saat perut berada dalam kondisi tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang, dan jalann pulang menuju kost melewati penjual sate taichan baru, tidak ada salahnya untuk mampir mencoba.





Berada di dekat SPBU Sampangan, spanduk kuning Taichan Sumoo terlihan sangat mencolok sehingga sangat mudah dikenali. Setelah sampai, saya memilih duduk di lesehan supaya bisa menikmati lalulalang kendaraan di jalan. Setelah melihat-lihat menu, saya memesan Paket Taichan Mix Kulit.
Saat saya menunggu pesanan, pandangan saya tertuju pada si bapak yang sedang membakar sate. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, si bapak tidak berpangku tangan pada oranglain dan tetap bekerja. Ini membuat saya yang kemarinan sempat mengeluh capek kerja, jadi harus mensyukuri apa yang telah saya punya. 
Untuk harga makanan disini dipatok rata 15.000 semua. Bisa di lihat pada gambar di atas. Kalau untuk rasa, mungkin karena ini kali pertama nya saya mencicipi sate taichan, rasa nya cukup asing buat saya hehehe
Sate taichan cocok duatt jadi cemilan ataupun makan berat kok, karena disini juga menyediakan nasi dan lontonng untuk pasangan makan sate taichan. Kalau saya memang niatnya untuk cemilan, jadi cukup sate nya saja ^^

Sunday, September 10, 2017

Salah Satu Makanan Khas Pati: Petis Runting


Beberapa hari yang lalu saya menghadiri acara pernikahan sepupu saya di Juwana, salah satu kecamatan di Kabupaten Pati yang namanya terselip di salah satu oleh-oleh khas semarang, Bandeng Juwana. Entah bagaimana kisahnya bisa jadi nama oleh-oleh khas semarang, saya juga kurang tahu.

Setelah menghadiri acara pernikahan, badan rasanya lelah banget karena perjalanan dari Semarang ke Juwana menggunakan sepeda motor, serta cuaca yang sangat panas, ditambah banyaknya truk, saya akan singgah sebentar di rumah Pakde dan Paklek saya di Pati kota nya yang kebetulan rumahnya saling berhadapan.

Sesampainya disana, saya langsung disuguhkan makanan khas Pati, Petis.

Khas Pati?

Petis?

Setahu saya, makanan khas Pati adalah Nasi Gandul dan Ndas Manyung. Baru kali ini saya mendengan Petis. Dan dalam bayangan saya adalah petis seperti petis di semarang yang berwarna hitam pekat dan bentuknya seperti fla. Biasa buat olesan tahu petis atau campuran petis kangkung dan rujak cingur.
Tapi ternyata Petis di Pati jaaaaauuuuhh berbeda. Petis Runting hampir seperti gulai dengan isiannya daging kambing, namun perbedaannya ada di kuah nya. Kuah Petis dicampur dengan tepung beras sehingga memiliki tekstur yang kental. Petis dimakan tidak dengan nasi, tetapi dengan gethuk. Cukup unik ya. Tapi kalau saya pribadi, sepertinya tetap harus dengan nasi :p

Seketika saya teringat dengan Gecok Tlogo makanan khas Tuntang. Rasa nya hampir mirip dengan rempah kuat yang nyegrak. Perbedaannya ada di kuah nya dan isian Petis yang dominan tulang dan gajih sedangkan gecok berupa daging-dagingan.

Jika berkunjung ke Pati, selain Nasi Gandul, jangan lupa buat mencicipi Petis juga ya, anda dapat menemukan warung makan yang menjajakan Petis di Jl. Pati-Tayu.

Ad