Friday, January 27, 2017

Ayam Kremes Mak Yek


Beberapa hari yang lalu saya ikut teman saya ke Gramedia, bukan dia yang ajak, tapi memang saya nya yang mau ikut. Daripada hanya di kost dan cuma tidur-tiduran saja ya kan?
Setelah masing-masing dari kamu berbelanja di Gramedia, perut mulai terasa lapar. Saya tanya teman saya ingin makan apa, dia bilang terserah. Saya tanya lagi dia mau ayam goreng atau enggak, dia mau, dan saya ajak lah dia ke Ayam Kremes Mak Yek. Dia bilang kalau dia belum pernah kesana, tapi sering lewat dan selalu ramai. Nah kali ini saya akan ajak dia kesana, supaya gak cuma lewat saja.

Sesampainya disana, suasana yang ramai sedikit membuat saya panik tergesa-gesa. Banyaknya pelanggan yang antri untuk memesan dan pelayannya yang wira-wiri mengantar pesanan membuat saya pusing. Saat saya menulis pesanan di depan, saya suruh teman saya mencari tempat duduk, karena saya takut tidak kebagian tempat duduk karena saking ramenya. Berhubung kami hanya 2 orang saja, masih ada tempat duduk yang tersisa untuk kamu.

Tak lama menunggu, pesanan kami datang. Pesanan kami sama, ayam goreng (paha), nasi putih, dan es teh. Tapi saya minta tambah 1 tempe goreng. Saat teman saya mulai menyantap makanannya, sata tanya gimana pendapat dia. Dan dia bilang kalau rasanya enak, bumbunya meresap. Ya, ayam goreng disini memang juara banget, disamping bumbunya yang meresap sampai dalam, tekstur daging dan tulang ayamnya pun empuk, ditambah sambal rawitnya yang pedas. Jadi gak heran kalau disini selalu ramai.

Seporsi ayam goreng, nasi putih, dan es teh harganya 18.000, masih sangat terjangkau harga segitu, apalagi dengan rasa nya yang enak.

Ohiya, Ayam Goreng Mak Yek lokasinya di Jl. Indraprasta, setelah melewati SPBU yang di kanan jalan, pelankan kecepatan, di kiri jalan ada taman, nah Ayam Goreng Mak Yek di baliknya taman itu, sebelahan dengan Alfamaret.

Tuesday, January 24, 2017

Cozy Place, Basilia Menteri Soepeno


Beberapa minggu yang lalu, saat saya sedang semangat-semangatnya menyelesaikan skripsi saya dan butuh suasana baru lokasi mengerjakan revisian, saya mencari-cari cafe di Semarang yang nyaman dan cocok untuk dijadikan tempat mengerjakan tugas. Ada beberapa yang jadi pilihan saya: EB Coffee di Pamularsih, Basilia baru di jalan Menteri Soepeno, atau Kofinnary di jalan Dr. Cipto. Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya saya memilih untuk mengerjakan skripsi saya di Basilia, karena saat itu saya lapar dan di Basilia menyediakan banyak pilihan makanan berat. Sedangkan pilihan lainnya hanya cafe jadi kemungkinan makanannya hanya cemilan (tapi saya belum tau di Kofinary sih, makanya masuk daftar pilihan karena ingin coba yang katanya teman-teman suasanya asik. mungkin lain waktu nanti). 
Buat saya, lokasi mengerjakan tugas itu sangat berpengaruh sama hasil tugas yang dikerjakan. Saya jarang mengerjakan tuga di kost karena berisik penghuni lain, dan aura kamar kost saya tuh hawa untuk malas-malasan. Biasanya saya kalau mengerjakan tugas di cafe dekat kost, tapi ada saatnya saya bosan dengan suasana disana, jadii saya mencari tempat lain supaya mood saya tidak jenuh dan tugas pun dapat segera diselesaikan.

Ini kali pertama saya ke Basilia Menteri Soepeno. Biasanya sih ke Basilia Candi, tapi karena jalanan depannya ada proyek underpass Jatingaleh, sekarang Basilia nya tutup, entah untuk sementara atau seterusnya. Dulu juga pernah ke Basilia di Mall Ciputra, tapi sekarang juga sudah tutup. 

Sesampainya di Basilia, karena sepi, saya memilih di tempat duduk yang sofa. Jelas itu sangat nyaman. Kemudian pelayan datang dan memberikan daftar menu. Tanpa pikir lama, untuk minuman saya memilih Choco Crazy. Saya suka sekali cokelat, dan Choco crazy adalah minuman yang harganya paling murah, 12.000 saja. Kemudian saya memilih untuk menu makanan untuk mengatasi lapar yang daritadi sudah saya tahan. Bolak-balik buka daftar menu, pilihan saya ada di Lasagna. Sayangnya saya lupa berapa harga lasagna nya.
Sambil menunggu pesanan datang, saya mulai mencicil mengerjakan tugas saya. Yang saya ingat waktu itu saya menghitung persentase dan kemudian menyisipkannya di lembar skripsi saya dan kemudian saya analisis.
Pesanan saya datang Choco crazy duluan, beberapa menit kemudian disusul Lasagna. Karena saya tau lasangna nya masih sangat panas, saya biarkan sementara sembari saya menyelesaikan tugas saya. Sekitar satu jam saya mengerjakan dan dirasa sudah cukup, saya mengakhiri pekerjaan saya dan sebagai penutup, saya harus menyantap makanan pesanan saya yang sepertinya sudah dingin. Tapi tidak masalah, karena perut saya sudah sangat-sangat lapar.

Suasana Basilia yang baru, sofa, dan ruangan AC benar-benar kombinasi yang ciamik untuk membangkitkat semangat menyelesaikan tugas saya. Sangat nyaman, dan ditambah pada saat itu suasana pengunjung tidak gaduh karena pada saat saya kesana siang hari, sengaja memang karena saya mencari kenyamanan.
Setelah makanan saya santap habis, saya leyeh-leyeh sejenak di sofa. Satu jam berlalu tanpa terasa, dan waktu sudah semakin sore, saatnya saya pulang dan mempersiapkan tugas saya untuk saya kumpulkan besok paginya.
Sekian pengalaman saya di Basilia Meenteri Soepeno. Ohiya saya lupa harga Lasagna nya, tapi seingat saya, saya pesan 2 Choco Crazy dan 1 Lasagna, saya membayar sekitar 60an ribu ^^



Monday, January 23, 2017

Nyicip Bakso Pak Ripto





Malem minggu, malemnya anak muda katanya. Haha enggak deng, yang udah gak muda juga banyak yang melem mingguan. Termasuk saya yang kayanya udah gak begitu muda lagi >,<
Dari sabtu sore udah merasa lapar banget, jadi malam minggu yang belum ada rencana akhirnya direncanakan untuk makan berat saja. Tapi masih bingun dan belum ada tujuan mau makan apa. Pokonya makan yang sampe kenyang banget. Jalan-jalan keliling Semarang masih belum ada tujuan, pas lewat jl. Siliwangi, seketika keinget bakso yang katanya enak banget di daerah Krobokan. Dan kemudian membelok lah ke Jl. Madukoro, teruuuusss, sampai palang batas perlintasan rel kereta belok kiri, kemudian belok kanan terowongan bawah rel, dan kemudian saya lupa jalannya. Seketika saya buka Google Maps dan search Bakso Pak Ripto. Muncul tanda petunjuknya, dan ternyata saya kebablasan. Tapi untungnya belum kebablasan jauh, jadi saya muter balik, masuk gang, maju dikit dan sampailah di lokasi tujuan. Warung bakso yang tidak terlalu besar, namum memanjang kedalam.

Langsung saya pesan bakso campur dan minum es teh.
tak perlu menunggu lama, pesanan datang dan seketika saya ingin langsung melahapnya. Benar-benar menggoda. Bakso dan jeroan diatasnya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih tergiur membayangkan semangkok bakso yang nikmat itu. Saat saya ambil sambal, ternyata sambal disini berbeda dan saya belum pernah menemukan sambal seperti ini. Yang membuat beda sambal disini adalah sambalnya dicampur petis. Warnanya merah gelap kecoklatan, rasanya tidak terlalu pedas. Entah karena memang sambal disana tidak pedas atau karna harga cabai yang lagi mahal. Entahlah.

Sambal, kecap, dan cuka. Saya aduk-aduk, dan siap disantap. Seperti saya makan bakso-bakso lainnya, yang pertama saya makan adalah mie dan bakso kecil. Kemudian bakso besarnya dan jeroan. Ohiya ada yang beda dari bakso disini. Jadi isian bakso besar kan biasanya urat atau daging cincang, tapi disini beda, isinya hati sapi. Jeroan dalam seporsi bakso ada iso, babat, tulang muda, dan juga ada irisan daging. Nikmat banget pokoknya!

Semangkok bakso harganya 20.000, menurut saya harga segitu pas lah ya dengan rasa nya yang memang juara banget. Wajib dicoba!

Tips dari saya kalau mau kesini, berhubung tepatnya berada ditengah kampung, saya sarankan kalau kesini menggunakan petunjuk Google Maps. Saya kesini karna petunjuk Google Maps jadi saya tidak bisa memberi ancer-ancer yang detail.

Ad