Malam minggu kemarin, saya memang tidak berniat untuk datang ke acara musik atau nongkrong di cafe. Mungkin karena kondisi fisik sayang yang sedang kecapean karena seharian mengarungi kemacetan di Semarang. Rasanya capek dan pastinya lapar. Keliling-keliling melewati pusat keramaian di Semarang, tapi tidak menemukan yang cocok. Ditambah lagi saat itu saya sedang tidak kepingin makan nasi. Lah terus makan apa? Bakmi jawa? Mie ayam? Steak? Hmm, sepertinya kurang cocok dengan kondisi mood saya saat itu. Kemudian saya teringat, bulan lalu, saat saya membuka GOFOOD di aplikasi GOJEK, saya melihat salah satu parther GOFOOD yaitu Mie Aceh Rangkak. Tapi pada saat saya melihat dari aplikasi GOJEK, saya tidak memesannya, karena letaknya yang jauh dari kost, jadi saya tidak tega jika driver GOJEK jauh-jauh kesana hanya untuk membeli satu pesanan saja. Jadi saya merencanakan, nanti saja saya akan nyicip langsung di warung tersebut. Nah setelah keingat kejadian itu, saya meminta Mas Ber yang sedang menyetir motor, untuk ke Jl. Tentara Pelajar, atau orang Semarang biasa menyebut daerah tersebut dengan sebutan Pasar Kambing. Ancer-ancernya tidak sulit. Jika dari Java Mall, menuju selatan, di pertigaan lampu merah yang ada patung kambingnya, belok kiri atau arah Kedungmundu. Setelah belok kiri, tidak jauh warungnya ada di kanan jalan. Warungnya memang tidak besar, namun cukup jelas kaarena terpampang tulisan Rangkang Mie Aceh.
Setelah sampai, kami disambut dengan ramah. Lihat-lihat menu, saya langsung memesan Mie Aceh Daging dengan minumnya Teh Tarik. Mas Ber yang masih kenyang karena habis makan Tahu Gimbal tidak ikut saya makan, dia hanya memesan minum Teh Tarik, sama seperti saya. Saat pesanan sedang dibuat, aroma rempah tercium sangat kuat. Membuat perut semakin lapar dan tidak sabar untuk mencicipinya. Ternyata tidak perlu lama menunggu, pesanan sudah datang. Dua gelas teh Tarik dan sepiring Mie Aceh Daging dengan timun dan emping dipinggirnya. Diberikannya juga acar bawang sebagai pelengkap makan. Meski perut sudah sangat lapar, saya harus sabar menunggu sedikit lagi karena mie nya yang masih panas. Asap yang menguap membawa aroma bumbu dari mie aceh menggoda hidung saya. Setelah saya rasa cukup dingin untuk dimakan. Perpaduan mie, tauge, daging, dengan bumbu khas aceh, menyatu di mulut saya. Dan seperti sudah menjadi ciri khas makanan Indonesia, bumbu rempah nya sangat kuat, pedas, namun membuat badan saya yang tadinya lelah kecapean menjadi segar kembali.
Pagi tadi, saya ada keperluan ke Kesbangpol Semarang, saya mau buat surat izin penelitian. Jadi agak pagi saya kesana dan belum sempat sarapan. Saat menunggu proses pembuatan surat izin penelitian sekitar satu jam, karena saya belum sarapan, rasanya waktu berjalan begitu lama dan rasa lamar semakin terasa. Finally, saat surat izin penelitian selesai, saya langsung bergegas pulang dan mencari sarapan. Eh, atau makan siang ya? Soalnya ternyata sudah jam 12 siang dan adzan dzuhur sudah berkumandang beberapa saat yang lalu >,< Sambil turun didalam lift, saya berfikir enaknya makan apa ya? pecel? tapi tempatnya agak jauh dari sini Dan seketika saya teringat Lontong Tuyuhan yang sudah lama sekali belum keturutan. Karena sudah sekitar tiga tahun tidak kesana, jadi sudah pasti rindu dengan rasanya. Sudah beberapa kali kesana, ternyata warungnya tutup. Jadi kali ini saya yakin banget warungnya buka. Letak warungnya yang searah membuat saya tidak perlu menahan lapar lebih lama lagi. Sesampainya di warung Lontong Tuyuhan Pak Kholin yang berada di Jl. Dorang (belakang stasiun poncol), beruntungnya saya saat itu warungnya buka dan pelanggan didalamnya tidak begitu banyak. Hanya ada tiga bapak-bapak berseragam korpri dan satu mas-mas yang makan sendirian. Di warung kecil nan sempit ini, siapa sangka makanan yang dijual begitu langka dan nikmat. Untuk di Kota Semarang saja, warung yang menjual Lontong Tuyuhan begitu jarang, bahkan bisa dihitung dengan jari. Yap, langsung saja saya pesan 2 porsi lontong tuyuhan dengan lauk ayam dan 2 es teh manis. Tidak perlu menunggu lama, pesanan pun datang. Lontong Tuyuhan berbeda dengan lontong pada umumnya. Lontong yang berasal dari Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang ini dibungkus dengan daun pisang yang bentuknya segitiga. Disajikan dengan kuah opor yang sedikit pedas, dan bisa memilih lauk yang diinginkan. Ada ayam, ati-rempela, tempe, dll. Btw, ayam nya ayam kampung loh, bukan ayam boiler ya. Karna saya sudah terlanjur lapar dan begitu rindu dengan makanan yang satu ini, saya makan begitu lahap >,< Satu porsi lontong tuyuhan lauk ayam dan es teh harganya 15ribu. Terbilang murah dan terjangkau kan? Beberapa kali saya kesini, pelanggan yang datang selalu pegawai2 kantor pemerintahan. Jadi dijamin, recommended banget tempat ini.
Marhaban Ya Ramadhan Alhamdulillah telah memasuki Bulan Ramadhan, dan selama sebulan kedepan saya harus berpuasa. Dan Ramadhan kali ini saya masih harus di Semarang. Nah, di buka puasa kedua kemarin, saya berkesempatan buka puasa di Pecel Mbok Sador Simpanglima. Buka puasa makan pecel? Emang cocok? Jadi begini, saya memang ingin buka puasa di luar tapi masih bingung mau buka puasa dimana. Beberapa cafe menawarkan paket buka puasa berupa Menu Paket dengan harga mulai dari 25.000/pax. Dengan pertimbangan ini akhir bulan, saya cukup keberatan dengan harga segitu, jadi saya cari-cari lagi tempat makan yang bisa makan enak namun dengan harga yang lebih murah, dan juga praktis. Kemudian saya lihat di akun instagram kuliner Semarang yang baru saja dari Pecel Mbok Sador. Burhubung saya belum pernah coba pecel yang cukup terkenal di Semarang, kenapa tidak saya coba saja. Daftar harganya pun ada di postingan akun kuliner itu, jadi menurut saya pengeluaran makan saya tidak sampai 25.000 meski saya sudah makan dengan lauk sapi. Sekitar jam 5 saya sudah sampai di warung pecel yang berada di Pujasera Simpanglima ini, masih belum banyak pengunjung yang datang. Saya sengaja untuk datang lebih gasik, khawatir kalau ramai dan tidak dapat tempat duduk. Dan benar saja dugaan saya, semakin menjelang magrib, pelanggan yang datang semakin ramai. Dari muda-mudi, tua-muda, bahkan pengunjung dari luar kota pun datang untuk menikmati.
Sekitar jam 17:15 pelanggan sudah bisa pesan antri berbaris. Kali ini saya pesan nasi pecel babat dan nasi pecel daging sapi dengan 2 es teh manis. Total harga seluruh pesanan saya hanya 38.000 saja! Lebih murah daripada saya harus makan di cafe dengan porsi makan yang sama ya. Warung Pecel Mbok Sador berada di kawasan Pujasera Simpanglima. Jika dari Jl. Pahlawan, warung ini berada di paling ujung kiri jalan sebelum memutari Simpanglima. Tempatnya sangat strategis. Oh ya, ditempat ini ada daftar harganya di tiap meja. Jadi tidak perlu khawatir keblondrok saat bayar nanti :p