Friday, April 14, 2017

Nasi Pecel Lauk Jeroan ala Pecel Bu Sumo



Bagi warga Semarang, pecel adalah salah satu makanan yang sudah sangat merakyat. Sayuran rebus yang biasanya terdiri dari tauge (karena kalau saya tulis toge, artinya sudah lain lagi >,<), kol, kacang panjang, bayam, dan kangkung disiram bumbu kacang yang agak sedikit manis dan juga pedas, biasa disajikan dengan nasi atau lontong.
Seperti yang saya bilang tadi, bukti pecel adalah makanan yang sudah sangat merakyat adalah dengan banyaknya penjual makanan pecel mulai dari penjual pecel keliling, penjual pecel di pasar, di perkampungan, pkl, sampai di restoran dalam mall pun juga menyajikan pecel.

Awal saya ke semarang, saya  amat-sangat anti dengan yang namanya sayuran, jadi saya amat-sangat jarang yang namanya makan pecel. Namun seiring berjalannya waktu dan kini saya sudah mulai doyan makan sayur-sayuran, sudah tidak ada masalah lagi jika ada yang mengajak saya makan pecel.
Dari awal saya tinggal di Semarang, saya sering melihat di blog kuliner Semarang banyak yang merekomendasikan warung makan pecel yang satu ini, dan saya yakin pasti tempat ini sudah sangat terkenal, yaitu Warung Pecel Bu Sumo. Dan setelah bertahun-tahun saya tinggal, warung makan yang satu ini memang selalu ramai dan masih bertahan sampai sekarang. 

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk sarapan yang juga merangkap makan siang di Warung Pecel Bu Sumo yang di Jl. Kyai Saleh. Saya tidak tau pasti ada berapa dan dimana saja Warung Pecel Bu Sumo di Semarang, setau saya saat ini warung makan pecel ini ada di Jl. Kyai Saleh dan di Ngesrep.
Saat saya sampai di lokasi, saya lihat dari luar pengunjungnya cukup ramai, namun antrian untuk memesan makanan tidak terlalu panjang dan masih ada cukup tempat duduk untuk dua orang.
Sambil menunggu antrian, saya melihat-lihat apa saja lauk yang tersedia. Berbeda dengan penjual pecel kebanyakan di sekitar kampus yang menyajikan pecel dengan pilihan lauk telur, ternyata di sini ada banyak pilihan lauk.
Setelah saatnya giliran saya untuk pesan, tanpa pikir panjang saya langsung meminta nasi pecel dengan lauk koyor. Ya, karena saya sangat menyukai koyor, jadi pilihan lauk nya pun saya pilih koyor. Pesanan saya sudah selesai, saya segera mencari tempat duduk sambil menunggu Mas Ber datang karena dia antri nya di belakang saya. Sesampainya Mas Ber, saya lihat dia memesan nasi pecel dengan lauk babat, jeroan kesukaannya dia. Dan kami berdua langsung melahap masing-masing makanan pesanan kami.

Untuk rasa, saya sulit menjelaskannya. Secara keseluran rasanya enak seperti yang di bicarakan banyak orang. Tapi menurut saya, bumbu kacang nya dominan rasa manis. 
Setelah selesai makan, karena pengunjung yang datang semakin ramai dan kami masih ada keperluan, Mas Ber langsung membayar.
Jadi total biaya makan kami saat itu, nasi pecel koyor + nasi pecel babat + 2 es teh = 35.000
Mohon maaf saya tidak tau untuk rincian harganya karena tidak ada daftar harga dan saat itu bukan saya yang membayarnya >,< mungin jika anda ingin tau rincian harga makanan di Warung Pecel Bu Sumo, anda bisa melihatnya di GoFood pada aplikasi GOJEK.

Sunday, March 12, 2017

Nuansa Jawa di Joglo Ki Penjawi


Setelah sekiaaaaaann lamaaaaaaa saya tidak jalan-jalan keluar kota, akhirnya kali ini saya berkesempatan jalan-jalan singkat di kota kecil yang tidak jauh dari Semarang. Yap, Salatiga. Dengan jarak ± 40 km dari Semarang, dapat ditempuh dalam waktu satu jam saja dengan menggunakan kendaraan bermotor. Mungkin nanti jika tol Bawen-Salatiga sudah dibuka, waktu tempuh Semarang-Salatiga bisa lebih singkat lagi.
Gak tau kenapa, meski saya sudah berkali-kali ke Salatiga, masih belum bosan rasanya berkunjung kesana. Menurut saya, susana kotanya termasuk asri bila dibandingkan dengan kota lainnya di jawa tengah. Ditambah lagi, jika langit sedang cerah, jajaran gunung-gunung yang gagah dapat memanjakan mata kita.

Untuk mengobati rasa penasaran saya, kali ini saya ingin mengunjungi salah satu resto di pinggiran kota salatiga, yaitu Joglo Ki Penjawa. Terletak di Jl. Ki Penjawi, bangunan khas jawa ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari jalan utama.
Saya sampai disana jam stengah 6 sore. Bagi saya udah kesorean karena niat saya selain untuk icip-icip makanannya, saya juga ingin hunting foto ditempat ini. Tapi karena sudah sore, pencahayaan pun sudah minim. Tapi tak apa lah, masih ada waktu untuk menikmati matahari terbenam.
Sesampainya diparkiran, terlihat pengunjung yang datang terbilang sepi, padahal saat itu menjelang malam minggu. Memasuki bangunan resto yang kental dengan etnik jawa nya, kedatangan saya disambut pelayan dengan sangat ramah, langsung saja saya meminta untuk naik ke lantai 2. Dan benar saja, saat saya menaiki tangga terakhir, mata saya langsung disuguhkan pemandangan Gunung Telomoyo dengan background langit sore membiru dan sedikit jingga. Setelah saya memilih tempat duduk dengan pemandangan yang paling sempurna menurut saya, saya langsung memesan makanan. Pilihan makanan disini sangat beragam, ada makanan jawa, western, dan cemilan. Untuk harganya pun cukup terjangkau hingga 30an ribu per makanan. Kali ini berhubung saya belum makan dari pagi, saya memesan ayam bakar bumbu bali.
Sambil menunggu pesanan saya datang, sesegera mungkin saya mengeluarkan kamera dan foto pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Ketika saya sedang asik ngambil beberapa foto, pesanan saya telah datang. Sangat cepat dari bayangan saya.




Saya sangat merekomendasikan Joglo Ki Penjawi ini. Suasana yang kental dengan budaya jawa, pemandangan gunung-gunung yang menjulang, rasa makanan yang enak, dan harga yang sangat terjangkau, cocok menjadi pilihan tempat berlibur dengan suasana baru.
Jadi jika kamu sedang berkunjung ke Salatiga bersama kerabat, keluarga, atau pasangan, saya sarankan untuk berkunjung ke Joglo Ki Penjawi ini ^^

Friday, January 27, 2017

Ayam Kremes Mak Yek


Beberapa hari yang lalu saya ikut teman saya ke Gramedia, bukan dia yang ajak, tapi memang saya nya yang mau ikut. Daripada hanya di kost dan cuma tidur-tiduran saja ya kan?
Setelah masing-masing dari kamu berbelanja di Gramedia, perut mulai terasa lapar. Saya tanya teman saya ingin makan apa, dia bilang terserah. Saya tanya lagi dia mau ayam goreng atau enggak, dia mau, dan saya ajak lah dia ke Ayam Kremes Mak Yek. Dia bilang kalau dia belum pernah kesana, tapi sering lewat dan selalu ramai. Nah kali ini saya akan ajak dia kesana, supaya gak cuma lewat saja.

Sesampainya disana, suasana yang ramai sedikit membuat saya panik tergesa-gesa. Banyaknya pelanggan yang antri untuk memesan dan pelayannya yang wira-wiri mengantar pesanan membuat saya pusing. Saat saya menulis pesanan di depan, saya suruh teman saya mencari tempat duduk, karena saya takut tidak kebagian tempat duduk karena saking ramenya. Berhubung kami hanya 2 orang saja, masih ada tempat duduk yang tersisa untuk kamu.

Tak lama menunggu, pesanan kami datang. Pesanan kami sama, ayam goreng (paha), nasi putih, dan es teh. Tapi saya minta tambah 1 tempe goreng. Saat teman saya mulai menyantap makanannya, sata tanya gimana pendapat dia. Dan dia bilang kalau rasanya enak, bumbunya meresap. Ya, ayam goreng disini memang juara banget, disamping bumbunya yang meresap sampai dalam, tekstur daging dan tulang ayamnya pun empuk, ditambah sambal rawitnya yang pedas. Jadi gak heran kalau disini selalu ramai.

Seporsi ayam goreng, nasi putih, dan es teh harganya 18.000, masih sangat terjangkau harga segitu, apalagi dengan rasa nya yang enak.

Ohiya, Ayam Goreng Mak Yek lokasinya di Jl. Indraprasta, setelah melewati SPBU yang di kanan jalan, pelankan kecepatan, di kiri jalan ada taman, nah Ayam Goreng Mak Yek di baliknya taman itu, sebelahan dengan Alfamaret.

Tuesday, January 24, 2017

Cozy Place, Basilia Menteri Soepeno


Beberapa minggu yang lalu, saat saya sedang semangat-semangatnya menyelesaikan skripsi saya dan butuh suasana baru lokasi mengerjakan revisian, saya mencari-cari cafe di Semarang yang nyaman dan cocok untuk dijadikan tempat mengerjakan tugas. Ada beberapa yang jadi pilihan saya: EB Coffee di Pamularsih, Basilia baru di jalan Menteri Soepeno, atau Kofinnary di jalan Dr. Cipto. Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya saya memilih untuk mengerjakan skripsi saya di Basilia, karena saat itu saya lapar dan di Basilia menyediakan banyak pilihan makanan berat. Sedangkan pilihan lainnya hanya cafe jadi kemungkinan makanannya hanya cemilan (tapi saya belum tau di Kofinary sih, makanya masuk daftar pilihan karena ingin coba yang katanya teman-teman suasanya asik. mungkin lain waktu nanti). 
Buat saya, lokasi mengerjakan tugas itu sangat berpengaruh sama hasil tugas yang dikerjakan. Saya jarang mengerjakan tuga di kost karena berisik penghuni lain, dan aura kamar kost saya tuh hawa untuk malas-malasan. Biasanya saya kalau mengerjakan tugas di cafe dekat kost, tapi ada saatnya saya bosan dengan suasana disana, jadii saya mencari tempat lain supaya mood saya tidak jenuh dan tugas pun dapat segera diselesaikan.

Ini kali pertama saya ke Basilia Menteri Soepeno. Biasanya sih ke Basilia Candi, tapi karena jalanan depannya ada proyek underpass Jatingaleh, sekarang Basilia nya tutup, entah untuk sementara atau seterusnya. Dulu juga pernah ke Basilia di Mall Ciputra, tapi sekarang juga sudah tutup. 

Sesampainya di Basilia, karena sepi, saya memilih di tempat duduk yang sofa. Jelas itu sangat nyaman. Kemudian pelayan datang dan memberikan daftar menu. Tanpa pikir lama, untuk minuman saya memilih Choco Crazy. Saya suka sekali cokelat, dan Choco crazy adalah minuman yang harganya paling murah, 12.000 saja. Kemudian saya memilih untuk menu makanan untuk mengatasi lapar yang daritadi sudah saya tahan. Bolak-balik buka daftar menu, pilihan saya ada di Lasagna. Sayangnya saya lupa berapa harga lasagna nya.
Sambil menunggu pesanan datang, saya mulai mencicil mengerjakan tugas saya. Yang saya ingat waktu itu saya menghitung persentase dan kemudian menyisipkannya di lembar skripsi saya dan kemudian saya analisis.
Pesanan saya datang Choco crazy duluan, beberapa menit kemudian disusul Lasagna. Karena saya tau lasangna nya masih sangat panas, saya biarkan sementara sembari saya menyelesaikan tugas saya. Sekitar satu jam saya mengerjakan dan dirasa sudah cukup, saya mengakhiri pekerjaan saya dan sebagai penutup, saya harus menyantap makanan pesanan saya yang sepertinya sudah dingin. Tapi tidak masalah, karena perut saya sudah sangat-sangat lapar.

Suasana Basilia yang baru, sofa, dan ruangan AC benar-benar kombinasi yang ciamik untuk membangkitkat semangat menyelesaikan tugas saya. Sangat nyaman, dan ditambah pada saat itu suasana pengunjung tidak gaduh karena pada saat saya kesana siang hari, sengaja memang karena saya mencari kenyamanan.
Setelah makanan saya santap habis, saya leyeh-leyeh sejenak di sofa. Satu jam berlalu tanpa terasa, dan waktu sudah semakin sore, saatnya saya pulang dan mempersiapkan tugas saya untuk saya kumpulkan besok paginya.
Sekian pengalaman saya di Basilia Meenteri Soepeno. Ohiya saya lupa harga Lasagna nya, tapi seingat saya, saya pesan 2 Choco Crazy dan 1 Lasagna, saya membayar sekitar 60an ribu ^^



Monday, January 23, 2017

Nyicip Bakso Pak Ripto





Malem minggu, malemnya anak muda katanya. Haha enggak deng, yang udah gak muda juga banyak yang melem mingguan. Termasuk saya yang kayanya udah gak begitu muda lagi >,<
Dari sabtu sore udah merasa lapar banget, jadi malam minggu yang belum ada rencana akhirnya direncanakan untuk makan berat saja. Tapi masih bingun dan belum ada tujuan mau makan apa. Pokonya makan yang sampe kenyang banget. Jalan-jalan keliling Semarang masih belum ada tujuan, pas lewat jl. Siliwangi, seketika keinget bakso yang katanya enak banget di daerah Krobokan. Dan kemudian membelok lah ke Jl. Madukoro, teruuuusss, sampai palang batas perlintasan rel kereta belok kiri, kemudian belok kanan terowongan bawah rel, dan kemudian saya lupa jalannya. Seketika saya buka Google Maps dan search Bakso Pak Ripto. Muncul tanda petunjuknya, dan ternyata saya kebablasan. Tapi untungnya belum kebablasan jauh, jadi saya muter balik, masuk gang, maju dikit dan sampailah di lokasi tujuan. Warung bakso yang tidak terlalu besar, namum memanjang kedalam.

Langsung saya pesan bakso campur dan minum es teh.
tak perlu menunggu lama, pesanan datang dan seketika saya ingin langsung melahapnya. Benar-benar menggoda. Bakso dan jeroan diatasnya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih tergiur membayangkan semangkok bakso yang nikmat itu. Saat saya ambil sambal, ternyata sambal disini berbeda dan saya belum pernah menemukan sambal seperti ini. Yang membuat beda sambal disini adalah sambalnya dicampur petis. Warnanya merah gelap kecoklatan, rasanya tidak terlalu pedas. Entah karena memang sambal disana tidak pedas atau karna harga cabai yang lagi mahal. Entahlah.

Sambal, kecap, dan cuka. Saya aduk-aduk, dan siap disantap. Seperti saya makan bakso-bakso lainnya, yang pertama saya makan adalah mie dan bakso kecil. Kemudian bakso besarnya dan jeroan. Ohiya ada yang beda dari bakso disini. Jadi isian bakso besar kan biasanya urat atau daging cincang, tapi disini beda, isinya hati sapi. Jeroan dalam seporsi bakso ada iso, babat, tulang muda, dan juga ada irisan daging. Nikmat banget pokoknya!

Semangkok bakso harganya 20.000, menurut saya harga segitu pas lah ya dengan rasa nya yang memang juara banget. Wajib dicoba!

Tips dari saya kalau mau kesini, berhubung tepatnya berada ditengah kampung, saya sarankan kalau kesini menggunakan petunjuk Google Maps. Saya kesini karna petunjuk Google Maps jadi saya tidak bisa memberi ancer-ancer yang detail.

Wednesday, December 7, 2016

Menang Kuis, Makan Rawon Gratis


@rawonholic.semarang

Ada yang pernah liat promo salah satu rumah makan seperti di atas?
Sempat viral di media sosial karena adanya promo BAWA PACAR DISKON 5%, BAWA ISTRI DISKON 10%, BAWA ISTRI & PACAR MAKAN GRATIS.
Saya sempat lihat beberapa kali di media sosial, tapi saya tidak menyimak uraian beritanya. Tapi lambat laun, ternyata rumah makan yang menyajikan Rawon khas Surabaya ini berada di Semarang. Dari ditu saya penasaran dan follow instagramnya.
Beberapa hari setelah saya follow, ternyata mereka mengadakan sebuah kuis, yang menarik. Karena tidak sulit, jadi saya ikutan saja. Begini kuisnya:

Sunday, December 4, 2016

Traktiran Gudeg Semarangan


Beberapa hari yg lalu, ada acara wisuda di kampus. Yap, satu per satu temen mengakhiri masa kuliahnya, dan saya entah kapan :(
Oke gak mau bahas itu ya. Masih dalam suasana bahagia wisuda, saya bertemu dengan temannya pacar saya yang juga sering kumpul bareng dengan saya, saya mengucapkan selamat dan minta maaf karna tidak sempat datang ke acara wisudaannya dia. Dia memaklumi. Salah satu teman saya yg lain, menyindir meminta traktiran atas wisudaannya. Maksud hati bercanda, tetapi teman saya meng-iya-kan permintaan traktiran. Kebeneran juga buat saya karena waktu itu akhir bulan dan uang saya sudah sangat tipis. Kemudian berunding kemana tujuan tempatnya. Seketika saya terpikir Gudeg Mbak Tum, karena saya juga lagi kepengen makan gudeg itu. Dan teman saya pun menyetujuinya. Tak perlu menunggu lama, kami langsung berangkat.

Ad