Tuesday, January 24, 2017

Cozy Place, Basilia Menteri Soepeno


Beberapa minggu yang lalu, saat saya sedang semangat-semangatnya menyelesaikan skripsi saya dan butuh suasana baru lokasi mengerjakan revisian, saya mencari-cari cafe di Semarang yang nyaman dan cocok untuk dijadikan tempat mengerjakan tugas. Ada beberapa yang jadi pilihan saya: EB Coffee di Pamularsih, Basilia baru di jalan Menteri Soepeno, atau Kofinnary di jalan Dr. Cipto. Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya saya memilih untuk mengerjakan skripsi saya di Basilia, karena saat itu saya lapar dan di Basilia menyediakan banyak pilihan makanan berat. Sedangkan pilihan lainnya hanya cafe jadi kemungkinan makanannya hanya cemilan (tapi saya belum tau di Kofinary sih, makanya masuk daftar pilihan karena ingin coba yang katanya teman-teman suasanya asik. mungkin lain waktu nanti). 
Buat saya, lokasi mengerjakan tugas itu sangat berpengaruh sama hasil tugas yang dikerjakan. Saya jarang mengerjakan tuga di kost karena berisik penghuni lain, dan aura kamar kost saya tuh hawa untuk malas-malasan. Biasanya saya kalau mengerjakan tugas di cafe dekat kost, tapi ada saatnya saya bosan dengan suasana disana, jadii saya mencari tempat lain supaya mood saya tidak jenuh dan tugas pun dapat segera diselesaikan.

Ini kali pertama saya ke Basilia Menteri Soepeno. Biasanya sih ke Basilia Candi, tapi karena jalanan depannya ada proyek underpass Jatingaleh, sekarang Basilia nya tutup, entah untuk sementara atau seterusnya. Dulu juga pernah ke Basilia di Mall Ciputra, tapi sekarang juga sudah tutup. 

Sesampainya di Basilia, karena sepi, saya memilih di tempat duduk yang sofa. Jelas itu sangat nyaman. Kemudian pelayan datang dan memberikan daftar menu. Tanpa pikir lama, untuk minuman saya memilih Choco Crazy. Saya suka sekali cokelat, dan Choco crazy adalah minuman yang harganya paling murah, 12.000 saja. Kemudian saya memilih untuk menu makanan untuk mengatasi lapar yang daritadi sudah saya tahan. Bolak-balik buka daftar menu, pilihan saya ada di Lasagna. Sayangnya saya lupa berapa harga lasagna nya.
Sambil menunggu pesanan datang, saya mulai mencicil mengerjakan tugas saya. Yang saya ingat waktu itu saya menghitung persentase dan kemudian menyisipkannya di lembar skripsi saya dan kemudian saya analisis.
Pesanan saya datang Choco crazy duluan, beberapa menit kemudian disusul Lasagna. Karena saya tau lasangna nya masih sangat panas, saya biarkan sementara sembari saya menyelesaikan tugas saya. Sekitar satu jam saya mengerjakan dan dirasa sudah cukup, saya mengakhiri pekerjaan saya dan sebagai penutup, saya harus menyantap makanan pesanan saya yang sepertinya sudah dingin. Tapi tidak masalah, karena perut saya sudah sangat-sangat lapar.

Suasana Basilia yang baru, sofa, dan ruangan AC benar-benar kombinasi yang ciamik untuk membangkitkat semangat menyelesaikan tugas saya. Sangat nyaman, dan ditambah pada saat itu suasana pengunjung tidak gaduh karena pada saat saya kesana siang hari, sengaja memang karena saya mencari kenyamanan.
Setelah makanan saya santap habis, saya leyeh-leyeh sejenak di sofa. Satu jam berlalu tanpa terasa, dan waktu sudah semakin sore, saatnya saya pulang dan mempersiapkan tugas saya untuk saya kumpulkan besok paginya.
Sekian pengalaman saya di Basilia Meenteri Soepeno. Ohiya saya lupa harga Lasagna nya, tapi seingat saya, saya pesan 2 Choco Crazy dan 1 Lasagna, saya membayar sekitar 60an ribu ^^



Monday, January 23, 2017

Nyicip Bakso Pak Ripto





Malem minggu, malemnya anak muda katanya. Haha enggak deng, yang udah gak muda juga banyak yang melem mingguan. Termasuk saya yang kayanya udah gak begitu muda lagi >,<
Dari sabtu sore udah merasa lapar banget, jadi malam minggu yang belum ada rencana akhirnya direncanakan untuk makan berat saja. Tapi masih bingun dan belum ada tujuan mau makan apa. Pokonya makan yang sampe kenyang banget. Jalan-jalan keliling Semarang masih belum ada tujuan, pas lewat jl. Siliwangi, seketika keinget bakso yang katanya enak banget di daerah Krobokan. Dan kemudian membelok lah ke Jl. Madukoro, teruuuusss, sampai palang batas perlintasan rel kereta belok kiri, kemudian belok kanan terowongan bawah rel, dan kemudian saya lupa jalannya. Seketika saya buka Google Maps dan search Bakso Pak Ripto. Muncul tanda petunjuknya, dan ternyata saya kebablasan. Tapi untungnya belum kebablasan jauh, jadi saya muter balik, masuk gang, maju dikit dan sampailah di lokasi tujuan. Warung bakso yang tidak terlalu besar, namum memanjang kedalam.

Langsung saya pesan bakso campur dan minum es teh.
tak perlu menunggu lama, pesanan datang dan seketika saya ingin langsung melahapnya. Benar-benar menggoda. Bakso dan jeroan diatasnya. Sampai saat saya menulis ini, saya masih tergiur membayangkan semangkok bakso yang nikmat itu. Saat saya ambil sambal, ternyata sambal disini berbeda dan saya belum pernah menemukan sambal seperti ini. Yang membuat beda sambal disini adalah sambalnya dicampur petis. Warnanya merah gelap kecoklatan, rasanya tidak terlalu pedas. Entah karena memang sambal disana tidak pedas atau karna harga cabai yang lagi mahal. Entahlah.

Sambal, kecap, dan cuka. Saya aduk-aduk, dan siap disantap. Seperti saya makan bakso-bakso lainnya, yang pertama saya makan adalah mie dan bakso kecil. Kemudian bakso besarnya dan jeroan. Ohiya ada yang beda dari bakso disini. Jadi isian bakso besar kan biasanya urat atau daging cincang, tapi disini beda, isinya hati sapi. Jeroan dalam seporsi bakso ada iso, babat, tulang muda, dan juga ada irisan daging. Nikmat banget pokoknya!

Semangkok bakso harganya 20.000, menurut saya harga segitu pas lah ya dengan rasa nya yang memang juara banget. Wajib dicoba!

Tips dari saya kalau mau kesini, berhubung tepatnya berada ditengah kampung, saya sarankan kalau kesini menggunakan petunjuk Google Maps. Saya kesini karna petunjuk Google Maps jadi saya tidak bisa memberi ancer-ancer yang detail.

Wednesday, December 7, 2016

Menang Kuis, Makan Rawon Gratis


@rawonholic.semarang

Ada yang pernah liat promo salah satu rumah makan seperti di atas?
Sempat viral di media sosial karena adanya promo BAWA PACAR DISKON 5%, BAWA ISTRI DISKON 10%, BAWA ISTRI & PACAR MAKAN GRATIS.
Saya sempat lihat beberapa kali di media sosial, tapi saya tidak menyimak uraian beritanya. Tapi lambat laun, ternyata rumah makan yang menyajikan Rawon khas Surabaya ini berada di Semarang. Dari ditu saya penasaran dan follow instagramnya.
Beberapa hari setelah saya follow, ternyata mereka mengadakan sebuah kuis, yang menarik. Karena tidak sulit, jadi saya ikutan saja. Begini kuisnya:

Sunday, December 4, 2016

Traktiran Gudeg Semarangan


Beberapa hari yg lalu, ada acara wisuda di kampus. Yap, satu per satu temen mengakhiri masa kuliahnya, dan saya entah kapan :(
Oke gak mau bahas itu ya. Masih dalam suasana bahagia wisuda, saya bertemu dengan temannya pacar saya yang juga sering kumpul bareng dengan saya, saya mengucapkan selamat dan minta maaf karna tidak sempat datang ke acara wisudaannya dia. Dia memaklumi. Salah satu teman saya yg lain, menyindir meminta traktiran atas wisudaannya. Maksud hati bercanda, tetapi teman saya meng-iya-kan permintaan traktiran. Kebeneran juga buat saya karena waktu itu akhir bulan dan uang saya sudah sangat tipis. Kemudian berunding kemana tujuan tempatnya. Seketika saya terpikir Gudeg Mbak Tum, karena saya juga lagi kepengen makan gudeg itu. Dan teman saya pun menyetujuinya. Tak perlu menunggu lama, kami langsung berangkat.

Friday, December 2, 2016

Nyobain Makanan ala ala Makassar

Setiap kali nonton tv, entah itu acara masak-masak, traveling, ataupun sekedar iklan, pastilah ya pernah disebut-sebut salah satu makanan khas dari Sulawesi Selatan ini. Apalagi kalau bukan Coto Makassar. Karna sering banget disebut-sebut nama makanan itu, rasanya jadi penasaranlah saya. Trus kalau mau nyicip gimana caranya?
Minta ibu masakin? Gak bisa, kan ibu orang jawa.
Nyobain di kondangan? Belum ada temen asal Sulawesi yg nikah.
Ke rumah makan khas Makassar? Tapi dimana? Kan gak sebanyak yg jual masakan padang, ataupun mie aceh.
Yasudahlah, sabar saja, kalau ada kesempatan boleh dicoba nanti.

Dan sampailah pada akhirnya, beberapa hari yg lalu, saya iseng ngajak pacar saya ke Daeng Baba, salah satu rumah makan khas Makassar di Semarang. Setelah saya jelaskan tentang makanannya apa saja dan harganya yg tidak mahal, akhirnya dia mau.
Rumah makan yang berada di Jl. Veteran, Semarang ini aksesnya cukup mudah. Jika dari Simpang Lima, bisa melalui Jl. Pahlawan, perempatan lampu merah, belok kanan. Dan Daeng Baba pun berada di kiri jalan.

Sesampainya di lokasi, perut sudah sangat lapar. Jadi langsung saja gak pake lama, saya pesan Coto Makassar daing campur jeroan (babat, hati, iso, limpa) plus nasi putih dan es teh. Dan pacar saya, karena dia penasaran sama Soto Betawi, dia memesan itu plus nasi putih dan es teh. Sebagai penutup, rasanya tidak lengkap ke rumah makan khas Makassar kalau tidak memesan Es Pisang Ijo ya. Dan akhirnya seporsi Es Pisang Ijo ukuran besar kami pesan.

Coto Makassar

Soto Betawi

Tak perlu menunggu lama, makanan dan minuman yang kami pesan sudah datang. Terlihat asap tipis di permukaan masing-masing menu utama makan malam kami. Rasanya gak sabar mau melahap Coto Makassar pesanan saya, makanan yang sudah beberapa tahun ingin sekali saya cicipi akhirnya kesampaian malam itu. Sesekali saya aduk-aduk untuk mengurangi panas dan melihat isiannya apa saja. Ternyata cukup banyak isiannya. Saya jadi tidak sabar melahapnya. petama saya cicipi dahulu kuah nya yang pekat itu. Terasa bumbu rempah yang kuat dan sedikit asam, dan saya rasa butuh sedikit tambahan sambal. Sedikit saja, karena saya tidak terlalu suka pedas.
Ohiya saya tidak tau rasa asam yang saya rasa itu karna memang itu rasa khas nya coto makassar atau yg lain, karena ini kali pertama saya menyicipi coto makassar jadi saya belum tau benang merah dari rasa coto makassar sebenarnya. Karena saya sudah sudah sangat lapar, segera saya lahap dengan nasi.
Dari beberapa artikel yang saya baca, menikmati coto makassar itu berpasangan dengan ketupat. Sempat saya ingin pensan ketupat, tetapi keadaan saya sangat lapar, jadi saya taku kalau dipasangkan dengan ketupat, saya belum cukup kenyang :p hehe

Sayangnya saya tidak sempat mencicipi Soto Betawi pesanan pacar saya karena dia langsung menyantapnya, dan seketika sudah habis. Soto Betawi berisi daging, kentang, dan tomat disajikan dengan tambahan emping dan jeruk nipis. Begitu yang saya lihat.

Es Pisang Ijo
Setelah kami puas melahap makanan utama pesanan kami, masih ada hidangan penutup yang telah menunggu. Yap, si manis Es Pisang Ijo! Kami sengaha hanya memesan satu porsi saja karena saya tahu sajian se-porsinya cukup banyak jadi daripada mubazir kekenyangan, saya putuskan hanya memesan satu es pisang ijo. Manis dan sangat nikmat menutup makan malam kami.


Coto Makassar.................21rb
Soto Betawi.................21rb
Es Pisang Ijo (regular).................15rb
Nasi putih/ketupat...................4rb
Es teh manis...................4rb

Sunday, November 27, 2016

Pandanaran Art Fest

Akhir pekan di akhir bulan itu rasanya bimbang banget. Pengen main tapi keuangan udah menipis. Ditambah lagi banyak even-even seru hari itu di Semarang. Dari siang tiap buka instagram, isinya post tentang acara yang lagi diadakan hari itu. Saya liatin satu per satu postingan acara hari itu, dan atas berbagai pertimbangan akhirnya saya menutuskan untuk dateng ke Pandaran Art Festival yang berlokasi di Taman Menteri Soepeno atau yang biasa dikenal sebagai Taman KB. Entah acaranya seperti apa, itu urusan nanti.

Sekitar jam 5an sore sampai disana, duduk-duduk dulu di deket rumah-rumahan bambu yang disusun renggang, membentuk semacam lorong yang memiliki atap. Dari luar, saya lihat di dalam banyak foto-foto yang dipajang. Dari jauh sih kelihatannya itu foto-foto sudut kota Semarang. Dan juga gak ketinggalan pengunjung yang mayoritas anak muda lagi asik foto-foto di dalam rumah-rumahan bambu itu.

Di dekat tempat saya duduk, ada lampu taman yang tiangnya dihias dengan WPAP dibentuk balok dan empat sisi nya bergambar ikon Semarang seperti Gereja Belduk, Ngesti Pandowo, dll. Tingginya sekitar 70an cm. Dari dalam balok WPAP diberi lampu neon, dan itu penerangan yang sangat cantik!

Dari kejauhan terdengar ajakan untuk menyaksikan penampilan Reog. Saya mendekat dan mendapati tiga orang laki-laki sedang menari dengan menggunakan kostum reog. Bukan reog yang besar seperti Reog Ponorogo loh. Tarian ini hanya tarian pembuka saja, jadi tidak lama. Setelah tarian reog selesai, acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah. Yap, acara ini juga didukung oleh pemerintah dan menggandeng komunitas-komunitas seni yang hasilnya sebuah acara yang keren seperti ini. Setelah sambutan pembukaan, disusul dengan acara tari-tarian daerah yang mencakup KEDUNGSEPUR (Kendal, Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang), Kota Semarang, dan Purwodadi (Kabupaten Grobokan)).

Setelah saya menyaksikan tari-tarian daerah, saya berkeliling melihat apa saja yang turut meramaikan acara ini. Saya tertarik untuk masuk ke rumah-rumahan bambu yang tadi saya lihat. Setelah saya masuk, teryata foto-foto ini bukan foto-foto biasa, melainkan foto yang disisipkan potongan kertas berbentuk macam-macam dan jadihal foto yang sangat menarik. Kreatif!
Saat saya sedang melihat-lihat foto, seorang mas-mas mendekati saya dan memberikan saya voucher makan senilai Rp 50.000 di Warung Kongkow. Wah lumayan sekali, disamping karna akhir bulan, ini tidak ada minimum pembelian.

Karena sudah cukup lapar, langsung saja saya gunakan voucher itu. Lumayan kan untuk menghemat pengeluaran juga. Warung Kongkow berada di UTC Hotel yang dulunya biasa dikenal sebagai Unnes Kelud. Yap, karena berada di Jl. Kelud Raya. Setelah saya lihat-lihat daftar menu, saya pesan Nasi Sapi Rusia yang harganya Rp 28.000 dan Es Milo seharga Rp 17.000. Harga yang sangat mahal ya untuk Es Milo. Untuk rasa, Nasi Sapi Rusia nya enak, daging sapi dengan saus bbq dicampur dengan potongan wortel dan bawang bombai yang besar, dan disajikan dengan kerupuk diatasnya. Untuk Es Milo nya, ya selayaknya rasa Es Milo hehe.

Saturday, August 27, 2016

Piknik ke Bonbin Mangkang

Setelah sekian lama gak ngeblog, akhirnya kali ini melanjutkan blog yang sudah usang ini.

Jadi beberapa minggu lalu, saya merencanakan ke Kebun Binatang Semarang. Rasanya kurang afdol aja ya, udah 5 tahun di semarang tapi belum pernah ke bonbin nya. Kebun Binatang Semarang berada di ujung barat Kota Semarang dengan jarak dari pusat kota 16 km dan berbatasan dengan Kabupaten Kendal. Letaknya cukup strategis, berada pas di tepi jalan pantura dan di sebrang Terminal Mangkang.

Sampai di loket, agak cukup kaget dengan harga tiket yang murah, yaitu Rp 5.000/orang. Harga yang sangat terjangkau ya untuk saya yang masih mahasiswa :p
Setelah masuk, pertama akan disambut dengan unggas-unggas yang cantik dan unik. Dan dari sekian banyak unggas, pandangan saya langsung tertuju ke Burung Merak. Saya duduk beristirahat di dekat kandang burung merak sambil memperhatikan dia yang jalan dengan sangat anggun. Ah, indah banget!
Setelah dirasa cukup beristirahat, saya lanjut berjalan mengikuti alur yang sudah tersedia, dan sampailah saya di kandang Rusa, dan bersebalahan dengan kandang Walabi (sejenis kanguru tapi ukurang tubuhnya lebih kecil)








Ad