Saturday, February 10, 2018

5 Tempat Makan Wajib Coba di Lingkungan UNNES

Beberapa bulan meninggalkan Semarang, secara saya adalah orang yang seneng jajan, udah jelas pastinya ada rasa rindu sama makanan-makanan disana. Apalagi makanan di sekitaran Unnes, kampus dimana saya menuntut ilmu dan sudah enam tahun saya tinggal di sekitaran kampus, jadi paham betul tempat makan mana saja yang ngangenin menurut saya.

Unnes emang lokasinya terpencil dan jauh dari Kota semarang, tapi percaya deh, disini ada ko tempat makan yang enak dan jadi favorit saya.

1. Mie Ayam Pak Haris
Kalau kalian berkunjung ke Unnes, jangan lupa mampir kesini dan coba pesan Mie Ayam Goreng disini.
Kenapa?
Karena, perlu kalian tau, disini adalah tempat dimana saya pertama kali menemukan yang namanya mie ayam goreng, dan ini enak! Berada 50meter dari Indomaret pertigaan Sekaran, warung mie ayam yang satu ini selalu ramai pembeli loh.
Terakhir sebelum saya caw dari Unnes, pas saya makan disana, saya lihat ada menu baru disana, yaitu Mie Ayam Bakar. Sayangnya saya belum sempat coba menu baru itu, tapi sebelumnya saya udah pernah coba mie ayam bakar di tempat lain dan rasanya khas banget. Mie ayam goreng yang dibungkus daun pisang, kemudian di bakar diatas bara api. Saya jamin itu pasti enak!

2. Sabana Chicken Fighter
Ha? 
Nggak salah? 
Sabana? 
Sabana mah dimana-mana ada.
Eits, jangan salah. Kalian wajib coba menu dari Chicken Fighter-nya. Ada yang sausnya pedas berlevel ala ala Recheese Factory atau ayam geprek nya yang seger karna ada tambahan jeruk nipisnya, ini yang bikin beda dari geprek lainnya. Lokasinya mudah ditemuin ko, di dekat lapangan banaran, dan gak jauh dari AJM Banaran.
Ohiya, kalau kesini harus sabar ya, karna tempat ini selalu ramai apalagi pas lagi jam pergantian kuliah dan ibu-ibu peracik makanannya cuma satu.

3. Pondok Cinta
Agak jauh sedikit dari Unnes ke arah selatan, warung makan yang berada di Patemon ini selalu jadi pilihan saya buat makan siang. Yang khas dari warung makan ini adalah sambelnya. Sambel mentah dan langsung diulek, jadi segernya pasti beda sama sambel ditempat lain. Apalagi aroma terasinya yang bikin makin lahap makan. Di sini, kalian bisa pilih lauk sesuai selera kalian, ada ayam, lele, ati, tempe, tahu, terong, atau pete, yang nanti disajikan dengan sambel terasi yang super seger!

4. Warung Mang Udin
Meskipun tempatnya nyempil didalam gang belakang FBS, percaya deh kalo tempat ini udah pasti dikenal sama anak Unnes, bahkan anak PGSD Ngaliyan pun tau tempat ini. Warung Mang Udin cocok buat kamu yang ngakunya doyan makanan pedas buat uji nyali kamu. Saya rekomendasikan untuk pesan ayam karamel.
Bukannya karamel identik dengan manis-manis ya?
Jangan salah, karamel yang satu ini bakal bikin perut kamu kepanasan!
Selain ayam karamel, masih ada banyak lagi menu makanan pedas-pedas yang bisa dicoba. Wajib banget dicoba pokonya!

5. Nasi Padang Gang Setanjung
Dari sekian banyak warung padang di Unnes, ini adalah warung padang favorit saya. Suatu kewajiban buat saya seminggu sekali beli makanan disini. Rasa bumbunya yang kuat, porsinya banyak, dan harganya mahasiswa banget, emang gak heran kalau tempat ini selalu ramai antrian pembeli. Warung makan ini cuma bisa melayani buat sarapan dan makan siang aja, soalnya kalau udah menjelang sore, pasti udah abis.
Kebayang kan gimana enaknya?

Okey, saya rasa sekian rekomendasi tempat makan yang wajib di coba kalau berkunjung ke Unnes. Semua tempat yang saya rekomendasikan tadi sudah pasti harganya terjangkau buat kantong mahasiswa ya, jadi gak usah takut kemahalan.

Saturday, November 11, 2017

One Day Trip: Jepara Yang Kesekian Kalinya

Pantai Kartini, Jepara

Sekitar 3 minggu terakhir ini saya disibukan dengan urusan graduation. Haha ya akhirnya masa perkuliahan saya selesai setelah enam tahun lamanya. Sama kayak SD saja ya sampai enam tahun. Berada enam tahun meninggalkan ibu kota sebagai tanah kelahiran, dan berada di perantauan, pastinya jangan sampai saya sia-sia waktu yang terbuang lama ini. Jadi, selama ini pun saya sempat nyambi bekerja, nyambi traveling mengenal tempat-tempat baru, dan pastinya nyambi sebagai blogger seperti saat ini.

Oke saya tidak akan membahas kehidupan perkuliahan saya kok.

Setelah saya merayakan Graduation di kampus pada hari Kamis (26/10), saya sudah mempunyai rencana untuk piknik satu hari saja ke Jepara.  Dari sekian banyak kota di Jawa Tengah dan Jogja, yang paling sering saya kunjungi adalah Jepara. Entah kenapa, Jepara selalu menjadi tujuan saya berwisata. Tidak pernah bosan. Sampai sekarang pun masih belum bosan.
Dari gunung sampai kepualauan pun ada!
Kulineran? Juga ada!
Andalan kuliner di Jepara itu sea food nya ya gengs. Ya secara Jepara berada di pesisir utara jawa, jadi hasil lautnya pun berlimpah. Dulu saya pernah mencicipi Pindang Serani di pusat kuliner di tengah kota, satu porsinya 50.000. Sebenarnya ini ada sedikit kesalahan dari saya karena saat saya pesan menu tersebut, saya tinggal ngobrol. Jadi seharusnya kalau pesan pindang serani itu kita pilih ikan sesuai kesukaan kita (atau sesuai kantong?) bisa kerapu, kakap, bandeng, dll. Berhubung setelah saya pesan, saya langsung ngbrol (atau memang mbak nya sengaja gak tanya mau ikan apa?),  saat pesanan datang, saya kaget ternyata satu ekor ikan kakap besar yang porsinya banyaaaaakkk sekali.
Dalam hati saya wah keblondrok nih

Oke itu tadi sekedar sharing jika ingin berwisata kuliner di luar kota. Tips dari saya, jangan pernah ragu buat tanya harga makanan tersebut jika ingin kantong aman

Oke lanjut ke cerita awal,
Saya berangkat menuju Jepara dari semarang jam stengah 12 lewat, pas adzan dzuhur. Padahal rencana awal mah berangkatnya pagi. Biasa, molor~
Selama perjalanan untungnya cuaca sedang berawan jadi tidak kepanasan.
Dua jam perjalanan, sampailah saya di Pantai Kartini.
Kenapa saya ke Pantai Kartini? karena saya penasaran dengan bangunan kura-kura disana. Saya pernah satu kali ke Pantai Kartini dan nyebrang ke Pulau Panjang yang pasir putihnya indah banget. Jadi, di Jepara itu ada pulau kecil yang namanya Pulau Panjang. untuk nyebrang kesana bisa dari Pantai Kartini atau dari Pantai Bandengan. Saya lupa berapa ongkos kapal untuk nyebrang kesana karena waktu itu saya dibayari teman saya hehe


Pulau Panjang, Jepara tahun 2012.

hanya butuh waktu -+ 30menit perjalanan dengan menggunakan kapal nelayan, kamu sudah bisa merasan lembutnya pasir pantai di kaki kamu! Nah yang uniknya, si nelayan yang mengantarkan kita tadi akan memberikan nomor hp nya ke salah satu penumpang, jika nanti penumpang sudah ingin kembali ke Pantai Kartini, cukup hubungi nomor si bapak nelayan tadi. Praktis!

Lanjut perjalanan saya tadi yaaaa.....
Sesampainya di Pantai Kartini, saya beristirahat di warung-warung yang tersedia. Gak perlu takut dipatok harga mahal, masih aman kok. Saya pesan es susu coklat, harganya 5.000. Masih wajar kan?

Setelah cukup beristirahat, saya langsung cuss menuju ke bagunan kura-kura. Saat perjalanan, terlihat susana lokasi wisata Pantai Kartini saat itu sedang tidak begitu ramai, padahal hari Sabtu.
Memasuki bangunan kura-kura, ternyata tempat tersebut namanya Kura Kura Ocean Park. Jadi, Kura Kura Ocean Park ini adalah tempat wisata edukasi dimana pengunjung bisa belajar mengenai kehidupan bawah laut dengan bangunan yang sangat unik. Dengan harga tiket masuk 17.500/orang, sudah bisa masuk dan bekeliling melihat berbagai biota laut. Kurang lebih seperti Sea World di Ancol, tapi tdak sebesar sana ya, ini versi simpel nya menurut saya.









Setelah saya merasa cukup berkeliling di Kura Kura Ocean Park, saya langsung cabut menuju ke Pantai Bondo. Karena waktu sudah cukup sore dan perjalanan ke Pantai Bondo yang jauh dari kota, jadi saya harus cepat supaya gak kesorean dan ketinggalan menyaksikan sunset.

Pantai Bondo berada di Kecamatan Bangsri, dan sekitar kurang lebih 17km dari pusat kota Jepara. Dari kota jepara, kamu bisa ikuti saja petunjuk arah menuju Bangsri. Ikuti saja jalanan terus, dan jika sudah sampai di Kecamatan Mloggo, ada lampu merang di pertigaan, ada penuntuk arah belok kiri untuk menuju Pantai Empu Ranca dan Pantai Bondo. Yak, kamu akan memasuki jalan desa yang cukup ramai, dan Pantai Bondo berada di ujung jalan tersebut.
Tidak ada retribusi untuk masuk ke Pantai Bondo, mungkin hanya bayar parkir saja.
Saat sudah menemukan tugu bandeng, itu berarti kamu sudah sampai di Pantai Bondo. Kamu bisa pilih lurus atau belok kanan dari tugu bandeng tersebut, sama saja menurut saya. Berhubung saya mau tempat yang tenang untuk beristirahat, saya memilih belok kanan dari tugu bandeng, dan disana ada banyak pilihan warung ala ala cafe yang bisa kamu pilih untuk tempat beristirahat.
Di warung yang saya pilih hanya menyediakan berbagai minuman instan dan es teh atau kopi tubruk yang bukan instan hehe. Dan jangan takut masalah harga, minuman yang saya pesan harganya 4rb saja kok. Dari warung tersebut sudah berbatasan langsung dengan pantai yang sangat indah. Saya mencari tempat duduk yang pemandangannya paling pas.
Sambil menunggu minuman datang, tidak ketinggalan saya sempatnya untuk memfoto pemandangan yang sangat indah ini. Pantai pasir putih yang landai, air laut biru, dan ombak tenang. Sempurna untuk memanjakan mata dan beristirahat melepas lelah perjalanan yang cukup jauh.







Menurut saya, Pantai Bondo sangat cocok bagi yang membutuhkan vitamin sea dengan pantai pasir putih tanpa harus jauh-jauh ke Bali atau Gunungkidul yang ombak pantainya sangat ganas :(
Ditambah lagi, harga di Pantai Bondo sangat murah (dan semoga akan selalu murah).
Kata teman saya yang asli Jepara dan sering main ke Panti Bondo, pantai Bondo cocok untuk sekedar nongkrong kumpul bersama teman-teman. Sedangkan jika ingin berisata kuliner sea food, cocoknya ke Pantai Empu Ranca yang juga sama berpasir putih

Sekian perjalanan saya di Jepara yang sangat indah
Jika diberi kesempatan Jepara lagi, saya mau berkunjung ke air terjun seperti yang disarankan teman saya itu, dan gak ketinggalan wisata kuliner di Pantai Empu Ranca






Sunday, October 22, 2017

Wisata Berkuda di Santosa Stable



Kurang dari satu bulan lagi, saya harus meninggalkan kota yang sudah lebih dari enam tahun saya tinggali. Enam tahun memang bukan waktu yang sebentar, seluk-beluk kota sudah saya hapal di luar kepala. Di minggu-minggu terakhir selama saya masih di Semarang ingin saya habiskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang menarik dan berkesan.
Tanpa sengaja, saat saya menonton tv acara Laptop Si Unyil (saya lupa episode dan tanggal tayangnya), pada acara tersebut menayangkan liputan bagaimana merawat kuda pacuan yang berlokasi di Semarang. Seketika saya langsung tertarik dan mencari tau dimana lokasi tersebut.
Dan setelah saya browsing sana sini, Santosa Stable lah tempatnya.

Santosa Stable adalah fasilitas olahraga berkuda yang juga menawarkan pengalaman berkuda untuk wisata maupun olahraga bagi pemula maupun pelatihan intensif bagi atlet untuk persiapan kompetisi. 






Berlokasi di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal ini memiliki jarak sekitar 25km dari Kota Semarang. Dengan tiket masuk 10.000, anda sudah bisa berkeliling, termasuk melihat kuda-kuda dari dekat yang jumlahnya lebih dari 30 ekor. Tidak hanya kuda-kuda untuk pacuan saja, disini juga memiliki beberapa kuda shedland pony yang tingginya hanya 80cm yang juga bisa digunakan untuk berkeliling atau foto pre-wed.
Untuk berkeliling dengan menungganingi kuda, dikenakan biaya 60.000 untuk kuda yang bedar dan 30.000 untuk kuda pony.

Sangat menyenangkan berwisata di Santosa Stable. Selain bisa melihat banyak kuda dari dekat, pada jam dan hari tertentu kita juga bisa melihat murid yang sedang latihan berkuda. 

Sunday, September 24, 2017

Segarnya Soto Sokaraja Di Siang Hari


Beberapa hari kemarin, panasnya Kota Semarang memang gak bisa di nego. Pernah pada saat saya menuju daerah Gayamsari, saya melihat termometer di jalanan yang berada tepat di atas baliho iklan jembatan penyebrangan, suhu saat itu mencapai 39.6° C. Luar biasa panasnyaaaa.....

Pada hari Jumat lalu, seusai sholat Jumat, saya berkesempatan diajak Mas Ber ke daerah Ungaran karena dia ada sedikit urusan disana. Ya daripada saya nganggur di kos saja, tidak ada salahnya saya ikut dia.
Setelah urusannya dia selesai, dia mengajak saya untuk makan siang. Seketika saya teringat beberapa hari lalu, dari aplikasi Google Maps, saya menemukan beberapa rumah makan yang menjajakan Soto Sokaraja. Seketika saya mencari rumah makan terdekat dan meminta Mas Ber menunggu sebentar selagi saya mencari lokasinya. Yap, ternyata lokasinya tidak jauh dari tempat kami berada. Segera kami memacu kendaraan menuju Jl. Moch Yamin.

Bermodalkan Google Maps, saya mencari kanan-kiri jalanan, dimana lokasi Soto Sokaraja tersebut. Dan gak perlu waktu lama, saya menemukan tempatnya. Warung makan dengan cat tembok berwarna hijau, tidak jauh dari perempatan lampu merah Assalamah Ungaran.




Selah saya masuk dan memilik tempat duduk yang nyaman menurut saya, saya disambut seorang ibu-ibu paruh baya dengan sangat ramah. Tanpa pikir panjang, saya langsung memesan Soto Sokaraja satu porsi saja (karena Mas Ber saat itu belum lapar) dan dua es teh manis.
Tanpa menunggu lama, seporsi makanan khas dari Bayumas ini mendarah di meja saya. Terlihat mencolok kerupuk berwarna merah dan potongan daun bawang yang besar-besar. Sebelum menyantapnya, jangan lupa menambahkan sambal kacang sebagai pelengkap rasa pedasnya.
Untuk sebagaian orang di semarang mungkin asing dengan sambal kacang yang dicampurkan pada makanan. Tapi karena saya dari jakarta, dan tiap makan nasi uduk atau gorengan selalu pakai sambal kacang, bagi saya enak-enak saja.

Isian dari Soto Sokaraja ini ada lontong, tauge, bihun, suwiran ayam, dan potongan ati-rempela, dengan kerupuk pink diatasnya. Untuk kuah nya, berbeda dengan kuah soto Semarang yang bening, Soto Sokaraja memiliki warna kuah kekuningan meskipun tidak sepekat Soto Lamongan. Dengan rasa kaldu ayam yang segar. Dan di tempat asalnya, menikmati Soto Sokaraja didampingi dengan mendoannya yang khas. Wah pasti nikmat banget!

Seporsi Soto Sokaraja dibandrol dengan harga 15.000
Dan untuk es teh nya 3.000

Sunday, September 17, 2017

Sate Taichan Pertama Kalinya

Sate Ayam mix Kulit

Setahun belakangan ini, sate taichan mulai naik daun dan digemari masyarakat. Makanan yang =berasal dari daerah Senayan pada tahun 2012 lalu ini memang berbeda banget sama satate-sate pada umumnya karena sate taichan tidak menggunakan bumbu kacang ataupun kecap. Hanya daging ayam putih yang dibakar hanya dengan dibumbui garam dan perasan jeruk nipis saja. Penyajiannya pun hanya diberi tambahan sambal dan jeruk nipis.

Semenjak banyaknya masyarakat yang penasaran dengan sate taichan, kini mulai banyak warung-warung yang menjajakan sate taichan di kota-kota besar. Tidak terkecuali Semarang.
Meskipun sudah hadir cukup lama di Semarang, tapi baru kali ini saya mencicipinya. Ya memang karna belum sempat untuk mampir saja sepertinya. Dan tadi kebetulan saat perut berada dalam kondisi tidak terlalu lapar dan tidak terlalu kenyang, dan jalann pulang menuju kost melewati penjual sate taichan baru, tidak ada salahnya untuk mampir mencoba.





Berada di dekat SPBU Sampangan, spanduk kuning Taichan Sumoo terlihan sangat mencolok sehingga sangat mudah dikenali. Setelah sampai, saya memilih duduk di lesehan supaya bisa menikmati lalulalang kendaraan di jalan. Setelah melihat-lihat menu, saya memesan Paket Taichan Mix Kulit.
Saat saya menunggu pesanan, pandangan saya tertuju pada si bapak yang sedang membakar sate. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, si bapak tidak berpangku tangan pada oranglain dan tetap bekerja. Ini membuat saya yang kemarinan sempat mengeluh capek kerja, jadi harus mensyukuri apa yang telah saya punya. 
Untuk harga makanan disini dipatok rata 15.000 semua. Bisa di lihat pada gambar di atas. Kalau untuk rasa, mungkin karena ini kali pertama nya saya mencicipi sate taichan, rasa nya cukup asing buat saya hehehe
Sate taichan cocok duatt jadi cemilan ataupun makan berat kok, karena disini juga menyediakan nasi dan lontonng untuk pasangan makan sate taichan. Kalau saya memang niatnya untuk cemilan, jadi cukup sate nya saja ^^

Sunday, September 10, 2017

Salah Satu Makanan Khas Pati: Petis Runting


Beberapa hari yang lalu saya menghadiri acara pernikahan sepupu saya di Juwana, salah satu kecamatan di Kabupaten Pati yang namanya terselip di salah satu oleh-oleh khas semarang, Bandeng Juwana. Entah bagaimana kisahnya bisa jadi nama oleh-oleh khas semarang, saya juga kurang tahu.

Setelah menghadiri acara pernikahan, badan rasanya lelah banget karena perjalanan dari Semarang ke Juwana menggunakan sepeda motor, serta cuaca yang sangat panas, ditambah banyaknya truk, saya akan singgah sebentar di rumah Pakde dan Paklek saya di Pati kota nya yang kebetulan rumahnya saling berhadapan.

Sesampainya disana, saya langsung disuguhkan makanan khas Pati, Petis.

Khas Pati?

Petis?

Setahu saya, makanan khas Pati adalah Nasi Gandul dan Ndas Manyung. Baru kali ini saya mendengan Petis. Dan dalam bayangan saya adalah petis seperti petis di semarang yang berwarna hitam pekat dan bentuknya seperti fla. Biasa buat olesan tahu petis atau campuran petis kangkung dan rujak cingur.
Tapi ternyata Petis di Pati jaaaaauuuuhh berbeda. Petis Runting hampir seperti gulai dengan isiannya daging kambing, namun perbedaannya ada di kuah nya. Kuah Petis dicampur dengan tepung beras sehingga memiliki tekstur yang kental. Petis dimakan tidak dengan nasi, tetapi dengan gethuk. Cukup unik ya. Tapi kalau saya pribadi, sepertinya tetap harus dengan nasi :p

Seketika saya teringat dengan Gecok Tlogo makanan khas Tuntang. Rasa nya hampir mirip dengan rempah kuat yang nyegrak. Perbedaannya ada di kuah nya dan isian Petis yang dominan tulang dan gajih sedangkan gecok berupa daging-dagingan.

Jika berkunjung ke Pati, selain Nasi Gandul, jangan lupa buat mencicipi Petis juga ya, anda dapat menemukan warung makan yang menjajakan Petis di Jl. Pati-Tayu.

Tuesday, August 29, 2017

Tahu Gimbal Semarang Gak Cuma Ada di Taman KB Doang Loh



Kalau ngomongin kuliner khas semarang, makanan ini pasti masuk daftar setelah lumpia dan bandeng presto. Namanya yang unik, pasti membuat pelancong penasaran sama makanan yang ini. Yap, Tahu Gimbal.
Kesan pertama saya pas dengar nama Tahu Gimbal itu gak jauh-jauh dari rambut gimbal macam alm mbah surip ya. Tapi bukan kaya begitu kok. Gimbal itu sebutan untuk makanan semacam bakwan tanpa sayur yang diganti udang, dan ukurannya lumayan besar.

Trus kalau mau coba makan tahu gimbal dimana ya?

Kalau cari-cari di blog kuliner semarang, hampir semuanya merekomendasikan Taman KB sebagai pusatnya tahu gimbal. Memang saya akui disana banyak warung-warung penjual berbagai macam makanan salah satunya tahu gimbal, tetapi banyak cerita dari teman-teman kecewa makan disana karena sering kali dipatok harga mahal dengan rasa yang biasa saja. Istilah semarang nya sih 'keblondrok'. Jadi tips dari saya kalau mau makan di sana, sebelum pesan, tanya dulu berapa harga seporsi makanan. Daripada harus keluar duit lebih.

Nah, dulu awalnya saya pernah diajak teman saya yang asli semarang untuk makan tahu gimbal yang katanya dia enak, tempatnya di tepian Jl. Veteran. Namanya Tahu Gimbal Pak Gendut, karena bapak penjualnya memang gendut. Tapi waktu itu saya gak bisa ikut jadi mungkin saya kapan-kapan saja kesananya.
Beberapa waktu kemudian saya coba untuk makan disana, ternyata memang enak dan jadi tempat langganan saya kalau mau makan tahu gimbal. Meskipun tempatnya sempit hanya warung tendaan di tepi jalan, tapi selalu ramai pembeli loh. 

Tahu gimbal itu isiannya apa aja?

Bisa dilihat foto diatas sih. Tapi mungkin gak terlalu jelas ya karena bentukannya begitu. Jadi tahu gimbal itu isiannya ada lontong, tahu, gimbal, kol atau kubis, dan telur yang disiram bumbu kacang. Lebih kurang kayak gado-gado hanya beda isiannya.

Harga seporsi tahu gimbal disini 14.000 aja kok, sebanding banget sama rasanya yang enak, porsinya banyak dan pastinya kenyang banget. Dibanding sama tahu gimbal yang ditempat lain bisa 25.000 seporsinya :(

Kalau mau kesana, ancer-ancer tempatnya, dari Jl.Pahlawan arah masuk Jl. Veteran (satu arah), beberapa meter setelah Neon Cafe Veteran, nanti lokasinya di kanan jalan di halaman rumah tua yang bersebelahan sama Tailor. Sebelumnya ada di trotoar kiri jalan, tetapi semenjak ada perbaikan trotoar dari pemkot semarang, sekarang tidak boleh ada pedagang yang berjualan disana jadi si bapak pemiliknya pindah di sebrangnya. Ya untung saja pindah nya masih sekitaran lapak lama nya jadi pelanggan yang mau mampir gampang cari nya.

Ad